Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (28/3/2019), di tengah bertahannya kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG berakhir menguat 0,56% atau 36,05 poin di level 6.480,79 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (27/3), IHSG ditutup terkoreksi 0,39% atau 25,26 poin di level 6.444,74.
Indeks mulai rebound dari koreksinya dengan dibuka naik 0,24% atau 15,75 poin di level 6.460,49 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.445,36 – 6.480,79.
Menurut Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, pola pergerakan IHSG hari ini ditopang sentimen positif jelang rilis data perekonomian tentang pertumbuhan kredit.
“Data tersebut disinyalir masih dalam kondisi stabil,” tutur William dalam riset.
Delapan dari sembilan sektor berakhir di teritori positif, dipimpin sektor finansial (+1,22%) dan infrastruktur (+1,03%). Hanya sektor industri dasar yang berakhir di wilayah negatif dengan pelemahan 0,76%.
Baca Juga
Dari 629 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 195 saham menguat, 208 saham melemah, dan 226 saham stagnan.
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing naik 3,14% dan 1,49% menjadi pendorong utama penguatan IHSG hari ini.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah lanjut ditutup melemah 35 poin atau 0,25% di level Rp14.243 per dolar AS, setelah berakhir terdepresiasi 35 poin di posisi 14.208 pada Rabu (27/3).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat aksi jual yang tengah melanda pasar Turki sebagai masalah domestik dan berjanji untuk mengintervensi pasar mata uang dan obligasi dalam negeri guna memastikan stabilitas.
“Apa yang terjadi di Turki secara khusus merupakan masalah domestik di sana. Di pasar global, sentimen penghindaran aset berisiko berkaitan dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang telah memicu aksi ambil untung, terutama di pasar negara berkembang,” jelas Perry, seperti dikutip Bloomberg.
Indonesia, menurutnya, memiliki ketahanan ekonomi yang baik. BI melihat pelemahan rupiah diakibatkan aksi ambil untung oleh investor yang khawatir dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Investor asing pun kembali memborong saham nasional dan membukukan aksi beli bersih, setelah ramai melepaskan saham pada Rabu (27/3). Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, aksi beli bersih (net buy) tercatat Rp306,17 miliar pada perdagangan hari ini.
Indeks Bisnis-27 ikut rebound dan berakhir menguat 0,86% atau 4,82 poin di level 567,93. Pada perdagangan Rabu (27/3), indeks Bisnis-27 melemah 1,01% atau 5,76 poin dan ditutup di posisi 563,11.
Sejumlah indeks saham lain di Asia terpantau berakhir variatif, di antaranya indeks FTSE Straits Times Singapura (+0,16%), indeks SE Thailand (+0,30%), indeks PSEi Filipina (+0,20%), dan indeks Hang Seng Hong Kong (+0,16%)
Di sisi lain, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing ditutup melemah 1,66% dan 1,61%, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,82%, sedangkan indeks Shanghai dan CSI 300 China masing-masing berakhir melemah 0,92% dan 0,40%.
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
BMRI | +3,14 |
BBRI | +1,49 |
TLKM | +1,83 |
BBCA | +0,73 |
INTP | +4,29 |
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
CPIN | -5,61 |
JPFA | -9,30 |
TPIA | -2,15 |
BSDE | -4,39 |
MKPI | -4,91 |
Sumber: Bloomberg