Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Finansial Rebound, Wall Street Menghijau

Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kompak berakhir di zona positif pada perdagangan Selasa (26/3/2019), didorong penguatan indeks finansial.

Bisnis.com, JAKARTA – Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) kompak berakhir di zona positif pada perdagangan Selasa (26/3/2019), didorong penguatan indeks finansial.

Berdasarkan data Reuters, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,72% atau 20,1 poin di level 2.818,46, indeks Nasdaq Composite menanjak 0,71% atau 53,98 poin di level 7.691,52, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,55% atau 140,9 poin di level 25.657,73.

Indeks finansial berhasil mematahkan rentetan pelemahan yang dibukukan lima hari berturut-turut sebelumnya setelah imbal hasil obligasi AS terlihat stabil di atas level terendahnya dalam 15 bulan.

Indeks finansial pada S&P 500 pun menguat 1,1% dan membukukan kenaikan persentase harian terbesarnya sejak 15 Februari.

Selama beberapa hari beruntun sebelumnya indeks S&P 500 tertekan di zona merah akibat kekhawatiran soal perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan inversi kurva imbal hasil obligasi yang menandakan kemungkinan resesi dalam waktu dekat.

“Ada stabilisasi di pasar obligasi. Apa yang tidak ingin Anda lihat adalah inversi yang berkelanjutan. Pasar sedang memantau imbal hasil, tidak diragukan lagi,” ujar Quincy Krosby, chief market strategist di Prudential Financial, New Jersey.

Jika terus berlanjut, inversi kurva imbal hasil dilihat sebagai indikator kemungkinan terjadinya resesi di AS dalam satu hingga dua tahun.

Turut mengangkat sentimen pasar saham, indeks energi S&P melonjak 1,5%, sekaligus memimpin kenaikan persentase di antara sektor-sektor pada S&P, setelah harga minyak naik karena upaya pengurangan pasokan oleh OPEC dan ekspektasi persediaan yang lebih rendah di AS.

Di sisi lain, saham Apple berakhir melemah 1%, setelah hakim perdagangan AS merekomendasikan Qualcomm memenangkan larangan penjualan terhadap beberapa model iPhone berisikan chip produksi Intel Corp.

Investor juga mencermati data kepercayaan konsumen yang tampak lesu untuk bulan Maret, serta data perumahan yang menunjukkan penurunan aktivitas pembangunan rumah di AS lebih dari yang diharapkan pada Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper