Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilarmas Sekuritas : Ada Lelang, Pasar SUN Bergerak Terbatas

Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pagi ini, Selasa (26/3/2019) pasar obligasi berpotensi melemah terbatas akibat adanya lelang yang diadakan pemerintah hari ini. 

Bisnis.com, JAKARTA — Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan bahwa pagi ini, Selasa (26/3/2019) pasar obligasi berpotensi melemah terbatas akibat adanya lelang yang diadakan pemerintah hari ini. 

Maximilianus Nico Demus, Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, mengatakan bahwa pada akhirnya obligasi kembali mengalami penurunan kemarin setelah beberapa hari sebelumnya telah mengalami kenaikkan yang cukup signifikan.

"Sebelum penurunan yang cukup dalam yang telah kami prediksikan, kami juga telah merekomendasikan untuk sell on September," katanya dalam riset harian, Selasa (26/3/2019).

Nico mengatakan, tentu hal ini akan menjadi modal yang bagus untuk bersiap untuk membeli obligasi di harga terendah. Menurutnya, imbal hasil obligasi dalam negeri masih akan terus mengalami kenaikkan.

Meskipun imbal hasil US Treasury 10 tahun sedang mengalami penurunan bukan berarti imbal hasil surat utang negara atau SUN 10 Indonesia juga akan mengalami penurunan. 

Spread paritas masih terlihat di jaga di atas 5% dan saat ini spread antara kedua obligasi tersebut berada di 5,25%, yang di mana rata rata spread imbal hasil kedua negara tersebut adalah 5,36% sejak dari 5 tahun yang lalu. 

"Ini artinya pasar obligasi dalam negeri masih berpotensi untuk mengalami kenaikan imbal hasil untuk menyesuaikan dengan spread rata rata tersebut," katanya dalam riset harian, Selasa (26/3/2019).

Penyesuaikan spread tersebut memberikan potensi kenaikkan imbal hasil obligasi Indonesia 10 tahun dari saat ini 7,65% menjadi 7,75%. Sehingga secara pergerakan perubahan harga, mungkin akan berbeda antara obligasi dalam negeri dengan US Treasury yang berdurasi 10 tahun. 

Memang benar issue yang sedang hangat saat ini adalah inverted yield US Treasury. Khususnya ketika obligasi jangka pendek memberikan imbal hasil yang lebih besar ketimbang obligasi jangka panjang. 

Namun sebagai catatan, inverted yield ini sebetulnya terlihat sudah sejak dari awal tahun, meskipun spread antara US Treasury 3 bulan dengan US Treasury 10 tahun masih belum terlalu kentara, tetapi sudah memperlihatkan ke arah sana.

"Kalaupun memang ada potensi bahwa ekonomi Amerika akan mengalami resesi, biasanya hal itu terjadi 18 bulan mendatang, jadi masih ada waktu sebetulnya untuk mempersiapkan diri menghadapi hal tersebut," katanya. 

Selain itu, apabila menilik data US Markit Manufacturing, Services, dan Composite memang mengalami penurunan, tetapi masih berada di atas 50.

Jadi, sebetulnya secara jangka waktu beberapa bulan ke depan, hal ini masih dapat dikatakan cukup baik. Berbeda dengan Eropa yang di mana data Markit Manufacturingnya sudah berada di bawah 50, dan masih terus mengalami penurunan. Dengan demikian, boleh dikatakan perekonomian Amerika masih lebih baik untuk saat ini. 

Inverted yield juga mendorong potensi tidak adanya kenaikkan Fed Rate. Hal ini justru mendorong The Fed untuk menurunkan tingkat suku bunganya agar dapat memberikan stimulus perekonomian. 

Tentu di satu sisi, ini merupakan sesuatu yang sangat baik karena akan memberikan potensi tingkat suku bunga Bank Indonesia juga mengalami penurunan pada semester kedua nanti. 

Memang berat potensi resesi di Amerika, tetapi tentu akan selalu ada hal yang baik juga di balik itu semua. 

Lagipula penurunan ekonomi Amerika juga disebabkan oleh berbagai faktor. Perang dagang merupakan sesuatu yang memberikan dampak secara langsung. Menariknya, meskipun Amerika mengenakan tarif yang besar kepada barang China, defisitnya perdagangan Amerika - China bukan malah berkurang justru malah kian dalam, meskipun akhir akhir ini mengalami perbaikan meskipun tidak banyak. 

"Kami merekomendasikan jual hari ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper