Bisnis.com, JAKARTA - Analis memprediksikan prospek sektor tambang batubara masih akan positif sejalan dengan rencana peningkatan volume produksi dan penjualan perusahaan tambang seperti PTBA, ANTM, dan TINS.
Analis Kresna Sekuritas RobertusYanuar Hardy mengatakan kenaikan laba bersih emiten holding pertambangan sepanjnag 2018, sebagai dampak kenaikan harga komoditas batubara, emas, nikel, dan timah.
Dia menjelaskan dengan melihat kecenderungan harga patokan Newcastle yang masih stabil di kisaran US$90—US$100 dan ICI4 sudah mulai menuju level US$40/ton, maka dia masih optimistis bahwa harga Harga Batubara Acuan juga akan bergerak lebih positif sepanjang kuartal II/2019— kuartal IV/2019.
HBA pun diperkirakan masih akan mendekati harga Newcastle di kisaran US$95—US$100.
“Kami merekomendasikan beli ANTM 1100, PTBA 4500, BUMI 450,” kata Robertus.
Sebelumnya, analis Artha Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan sepanjang tahun lalu, harga komoditas berada pada level yang tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga akan mempengaruhi kinerja perusahaan tambang yang semestinya akan jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, upaya PTBA yang berusaha menghilangkan ketergantungan dari thermal coal lewat diversifikasi bisnis seperti pembangkit listrik dan juga merambah bisnis coking coal membuat kinerja yang lebih positif.
Untuk tahun ini, harga batubara juga kemungkinan masih terus melemah dikarenakan oleh produksi batubara yang terus meningkat sehinngga kondisi pasokan akan lebih banyak.
“Untuk 2019 kami targetkan sekitar US$ 90/ton,” pungkas Juan.