Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Senin (11/3/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,26% atau 16,63 poin di level 6.366,43 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Jumat (8/3), IHSG berakhir di level 6.383,07 dengan pelemahan 1,16% atau 74,89 poin.
IHSG sempat rebound dari pelemahannya dengan dibuka naik 0,56% atau 35,81 poin di level 6.418,88 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.366,04 –6.420,78.
Enam dari sembilan sektor berakhir di zona merah, dipimpin sektor industri dasar dan pertanian yang masing-masing turun 1,14% dan 0,73%. Tiga sektor lainnya mampu ditutup di zona hijau, dipimpin perdagangan yang naik 0,26%.
Dari 628 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 165 saham menguat, 240 saham melemah, dan 223 saham stagnan.
Saham PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing turun 19,93% dan 1,45% menjadi penekan utama atas pelemahan IHSG hari ini.
Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing naik 1,10% dan 0,80% menjadi pendorong utama sekaligus membatasi besarnya pelemahan IHSG.
Aksi jual bersih oleh investor asing pun berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, investor asing membukukan net sell sebesar Rp558,59 miliar pada perdagangan hari ini.
Menurut riset Profindo Sekuritas, indeks berada di area jenuh jual dan menunjukkan berlanjutnya pelemahan IHSG. Rilis data tenaga kerja AS yang melemah juga turut menambah kekhawatiran para pelaku pasar.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 lanjut berakhir turun 0,06% atau 0,33 poin di level 553,48, setelah ditutup melorot 1,28% atau 7,19 poin di posisi 553,81 pada Jumat (8/3).
Sebaliknya, indeks saham lainnya di Asia mayoritas berakhir menguat hari ini. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang berhasil memutuskan rangkaian pelemahannya dengan ditutup naik masing-masing sebesar 0,57% dan 0,47%.
Indeks Kospi Korea Selatan berakhir naik 0,03%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,97%. Adapun dua indeks saham utama di China, Shanghai Composite dan CSI 300 berakhir menguat 1,92% dan 1,98% masing-masing.
Secara keseluruhan, pasar saham di Asia mampu beringsut naik didorong rebound bursa China karena harapan lebih banyak dukungan kebijakan untuk ekonomi yang melambat.
Meski demikian, data ketenagakerjaan AS yang secara mengejutkan menunjukkan hasil yang lesu menimbulkan keraguan pasar tentang kekuatan ekonomi global serta membatasi kenaikannya.
Indeks utama di bursa Wall Street AS membukukan penurunan mingguan terbesarnya sejak akhir 2018 pada pekan lalu sekaligus penurunan hari kelima berturut-turut pada Jumat (8/3) menyusul rilis data payroll yang menunjukkan hasil mengejutkan.
Ekonomi AS hanya menciptakan 20.000 pekerjaan pada bulan Februari, angka terlemah sejak September 2017. Akibatnya, imbal hasil obligasi turun, dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai level terendah dalam dua bulan di 2,607%.
“Data utama sangat lemah sehingga pasar bisa bereaksi lebih agresif. Saya akan mengatakan pasar bereaksi relatif tenang karena ada unsur-unsur yang menunjukkan pelemahan bersifat sementara,” ujar Tomoaki Shishido, pakar strategi pendapatan tetap di Nomura Securities.
Saham-saham penekan IHSG:
Kode | (%) |
TCPI | -19,93 |
BMRI | -1,45 |
MEGA | -7,69 |
BDMN | -3,90 |
TPIA | -2,65 |
Saham-saham pendorong IHSG:
Kode | (%) |
BBCA | +1,10 |
TLKM | +0,80 |
UNTR | +2,59 |
UNVR | +0,68 |
SRTG | +20,05 |
Sumber: Bloomberg