Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kimia Farma Alokasikan Rp2,5 Triliun untuk Ekspansi Anorganik

Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. mengalokasikan belanja modal untuk ekspansi anorganik sebesar Rp2,5 triliun. Dari anggaran tersebut, sebagian akan digunakan untuk mengakuisisi saham PT Phapros Tbk.
Konsumen melakukan transaksi di salah satu apotek Kimia Farma./Bisnis.com
Konsumen melakukan transaksi di salah satu apotek Kimia Farma./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk. mengalokasikan belanja modal untuk ekspansi anorganik sebesar Rp2,5 triliun dari total belanja modal sebesar Rp4 triliun pada 2019.

Sebagian dari alokasi ekspansi organik diperuntukkan bagi rencana akuisisi PT Phapros Tbk. 
 
Direktur Keuangan Kimia Farma IG Ngurah Suharta Wijaya mengatakan perseroan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp4 triliun pada tahun ini. Dari alokasi tersebut, sekitar Rp2,5 triliun untuk rencana ekspansi anorganik. 
 
Emiten dengan kode saham KAEF itu sedang menyelesaikan proses akuisisi 56,77% saham Phapros yang dimiliki PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). Penandatanganan jual beli bersyarat itu dilakukan pada 13 Februari 2019. 
 
Meski tidak menyebutkan nilai akuisisi tersebut, dia menerangkan pendanaan akuisisi berasal dari kas internal dan pinjaman bank dengan komposisi masing-masing 30% dan 70%. 
 
Selain itu, KAEF juga berencana mengakuisisi rumah sakit sebagai bagian dari rencana ekspansi anorganik tahun ini. Perseroan mengincar rumah sakit BUMN maupun swasta yang memberikan pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
 
"Secara total [belanja modal] Rp4 triliun [untuk 2019]. Untuk anorganik, Rp2,5 triliun karena kami ada banyak akuisisi seperti rumah sakit, farmasi. Tahun lalu, untuk anorganik Rp1,7 triliun," sebut Suharta usai rapat koordinasi BUMN, Kamis (28/2/2019). 
 
Lebih lanjut, KAEF berharap dapat menyelesaikan langkah akuisisi pada Maret 2019. Dengan akuisisi tersebut, pangsa pasar segmen farmasi KAEF yang semula 2,3% dapat meningkat menjadi 4%.
 
"Akuisisi ini dapat memberikan kontribusi bisnis. Produk-produknya dapat complementary dengan kami. Ada lebih dari 60% itu produk baru. Ini dapat menjadi suplemen secara konsolidasi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper