Bisnis.com, JAKARTA - Kimia Farma (KAEF) memproyeksikan pendapatan dapat tumbuh di atas 25% seiring dengan penambahan pangsa pasar dan portofolio produk dari proses akuisisi Phapros.
Direktur Keuangan Kimia Farma, IG Ngurah Suharta Wijaya mengatakan dengan akuisisi Phapros, pendapatan diperkirakan dapat tumbuh di atas 25% pada 2019. Adapun, tanpa akuisisi ini, KAEF memproyeksikan pertumbuhan pendapatan di atas 20%.
"Tahun 2019 tanpa Phapros proyeksi tumbuh di atas 20%. Tahun 2019 belum tahu yang terkonsolidasi berapa, tergantung kapan transaksi settled. Saya kira bisa di atas 25%," katanya pada Jumat (15/2/2019).
Sementara itu, PT Rajawali Nusantara Indonesia berpotensi memperoleh pendapatan lebih dari Rp1 triliun, yang berasal dari penjualan atas 56,77% saham yang dimilikinya di Phapros.
Direktur Utama Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Didiek Prasetyo mengatakan RNI berpotensi memperoleh pendapatan dari penjualan seluruh saham yang dimiliki dI Phapros yang akan diambil Kimia Farma sebesar lebih dari Rp1 triliun.
Perkiraan pendapatan ini dengan memperhitungkan kepemilikan sebanyak 476.901.860 saham atau 56,77% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Phapros. "Saya belum bisa sebutkan secara jelas, tetapi di atas Rp1 triliun," imbuhnya.
Dia menjelaskan, aksi korporasi ini seiring dengan keinginan pemerintah untuk membuat holding khusus di bidang farmasi. "Aksi korporasi yang dilakukan KAEF dan RNI tujuannya bagaimana kami bisa menciptakan BUMN farmasi yang kuat, besar, dan mendukung program pemerintah," katanya.