Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Reli, Harga Batu Bara Rebound

Harga batu bara kontrak Maret di bursa ICE Newcastle berhasil rebound pada perdagangan Rabu (20/2/2019).
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa
Warga mengamati kapal tongkang batu bara yang kandas dan patah menjadi dua akibat diterjang gelombang besar di perairan pantai Ujung Kareng, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Senin (30/7/2018)./ANTARA-Ampelsa

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara kontrak Maret di bursa ICE Newcastle berhasil rebound pada perdagangan Rabu (20/2/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Maret 2019 rebound dan ditutup naik 0,10 poin atau 0,11% di level US$93,85 per metrik ton, setelah berakhir turun 0,10 poin atau 0,11% di level US$93,75 per metrik ton pada perdagangan Selasa (19/2).

Sebaliknya, kontrak teraktif April 2019 berakhir turun 0,16% atau 0,15 poin di level US$94,20 per metrik ton pada perdagangan Rabu, setelah mampu melanjutkan kenaikannya sebesar 0,80% atau 0,75 poin ke posisi 94,35 sehari sebelumnya.

Di bursa ICE Rotterdam, harga batu bara untuk kontrak teraktif April 2019 mampu rebound dan berakhir menanjak 1,69% atau 1,25 poin di posisi 75,30 pada Rabu (20/2), setelah ditutup melemah 0,07% di level 74,05 pada Selasa.

Harga batu bara thermal untuk pengiriman Mei 2019 di  Zhengzhou Commodity Exchange, juga rebound dan ditutup naik 0,27% atau 1,6 poin di level 584,6 yuan per metrik ton pada perdagangan Rabu.

“Para pedagang mempertimbangkan perkiraan dorongan konsumsi saat pengguna industri meningkatkan operasi setelah liburan Tahun Baru China,” ujar Zeng Hao, analis Fenwei Energy, seperti dikutip Bloomberg.

Sebelumnya ada kekhawatiran bahwa aktivitas tambang-tambang yang dimulai kembali dan meningkat pascaliburan telah menyebabkan harga mereda.

Sementara itu, harga minyak mentah  menguat setelah laporan industri menunjukkan penurunan persediaan bahan bakar AS dan peningkatan pasokan minyak mentah di bawah diperkirakan analis.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, yang berakhir Rabu, ditutup menguat 0,83 poin di level US$56,92 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi sejak 12 November.

Kontrak April yang lebih aktif naik menjadi US$57,28 per barel pada pukul 16.45 di New York setelah mengakhiri perdagangan Rabu (20/2) di level US$57,16 dengan penguatan 1,26%.

Adapun minyak mentah patokan global, Brent, untuk konttrak April berakhir menguat 0,63 poin di level US$67,08 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, minyak mentah menguat pada hari Rabu setelah American Petroleum Institute (API) melaporkan persediaan bensin domestik turun 1,55 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan minyak distilat turun 758.000 barel.

API juga mencatat cadangan minyak mentah naik 1,26 juta barel, di bawah proyeksi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan 3,1 juta barel.

"Kenaikan minyak mentah secara keseluruhan sedikit kurang dari perkiraan. Pada saat yang sama, penurunan cadangan bensin dan minyak distilat menopang harga," kata Kyle Cooper, konsultan di ION Energy, seperti dikutip Bloomberg.

Di AS, produksi minyak mentah tetap pada kisaran 12 juta barel per hari. WTI juga masih sekitar US$20 lebih rendah dari level tertinggi yang dicapai pada awal Oktober.

Komite Teknis Gabungan OPEC+ menilai kepatuhan dengan pembatasan produksi kelompok mencapai 83% pada Januari, bulan pertama dari kesepakatan, sementara Arab Saudi dan Rusia telah mengisyaratkan mereka akan meningkatkan pemotongan output.

Sementara itu, perlawanan Nicolas Maduro untuk mengalah pada tekanan terhadap rezimnya menandakan gejolak di Venezuela mungkin berlanjut.

"Pasar tampak seperti mengangkat kepalanya ketika minyak mendorong menembus level tertinggi kemarin," kata Gene McGillian, manajer riset pasar di Tradition Energy.

“Reli minyak mentah tampaknya sebagian besar didorong oleh gagasan bahwa pengurangan produksi oleh OPEC dan Rusia mulai benar-benar muncul dan sanksi yang keras terhadap Venezuela menambah prospek pasokan yang diperketat," lanjutnya.

Pergerakan harga batu bara kontrak Maret 2019 di bursa Newcastle

Tanggal                                    

US$/MT

20 Februari

93,85

(+0,11%)

19 Februari

93,75

(-0,11%)

18 Februari

93,85

(+2,29%)

15 Februari

91,75

(+0,94%)

14 Februari

90,90

(-2,42%)

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper