Bisnis.com, JAKARTA — Setelah beberapa tahun sebelumnya kinerja PT Blue Bird Tbk. harus babak belur karena gempuran perang harga antara penyedia jasa tranportasi daring. Pada 2018 BIRD terus melakukan improvisasi untuk terus bertahan. Lalu bagaimana peluang saham BIRD pada 2019 ini?
Analis Sinarmas Sekuritas, Richard Suherman mengatakan dalam risetnya bahwa persaingan dengan penyedia transportasi daring pada saat ini telah mereda setelah pemerintah menetapkan batas bawah tarif.
Richard melihat adanya pergeseran fokus penekanan tarif yang diberikan oleh penyedia transportasi daring yang tadinya memberikan diskon besar untuk tarif angkutan, kini bergeser ke layanan antar makanan dan pembayaran daring. “Ini harus memberikan sentimen positif kepada industri taksi konvensional termasuk BIRD,” jelasnya.
Katalis positif lainnya ialah adanya peraturan Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang menetapkan aturan ganjil—genap yang diberlakukan hingga akhir tahun untuk mengurai kemacetan di ibukota. Richard memandang kebijakan tersebut akan tetap diberlakukan, hal tersebut akan menjadi katalis yang sangat positif bagi BIRD.
Tidak hanya itu, dalam beberapa waktu terakhir, jumlah pelamar pengemudi baru mengalami peningkatan, hal tersebut menunjukkan kurangnya strategi bisnis penyedia transportasi daring untuk menjaga pengemudinya.
Dengan katalis tersebut, Sinarmas Sekuritas merekomendiskan beli untuk saham BIRD dengan target harga Rp3.700 pada 2019.
Sementara itu, analis teknikal Binaartha Parama Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan bahwa terlihat pola three black crows candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan pada saham BIRD.
Meskipun demikian, indikator MACD, ADX, RoC dan RSI masih menunjukkan sinyal positif. Nafan merekomendasikan untuk hold saham BIRD, dengan target harga pada 2019 yakni Rp3.360