Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Kamis (7/2/2019) di tengah tanda-tanda AS dan China tidak akan menyelesaikan ketegangan perdagangan mereka sebelum tenggat waktu 1 Maret.
Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret merosot 2,5% atau 1,37 poin ke level US$52,64 per barel pada penutupan perdagangan di New York Mercantile Exchange. WIT telah melemah 4,7% sepanjang pekan ini.
Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak April turun 1,06 poin atau 1,7% ke level US$61,63 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Harga minyak mentah Kanada juga melemah karena dua pipa minyak penting selain wilayah pasir minyak ditutup sebagian di tengah penyelidikan kemungkinan kebocoran di Missouri.
Minyak Heavy Western Canadian Select untuk Maret diperdagangkan lebih rendah US$10,30 dibandingkan WTI, melebar dari US$9,25 pada Kamis. Harga melemah karena penutupan sebagian pipa Keystone TransCanada Corp. dan jalur Platte Enbridge Inc. pada hari Rabu mengancam penumpukan minyak mentah di Alberta.
Dilansir dari Bloomberg, pasar tertekan setelah penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan ada "jarak yang cukup besar" dalam negosiasi antara AS dan China.
Kemudian, Presiden Donald Trump mengatakan dia tidak berharap untuk bertemu dengan mitra Presiden China Xi Jinping nya sebelum akhir bulan ini, ketika Trump mengancam akan menaikkan tarif.
"Jelas jika ada perang dagang habis-habisan, dengan sedikit pertumbuhan ekonomi dari China dan pasar negara berkembang lainnya, hal ini bukan sentimen bullish untuk minyak," kata Kyle Cooper, konsultan Ion Energy Group LLC, seperti dikutip Bloomberg.
Penguatan harga minyak tersendat bulan ini setelah peningkatan output AS mengancam mengimbangi pengurangan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara mitranya.
Meskipun sanksi terhadap Venezuela dan Iran telah menopang harga, investor masih khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi global. Harga juga melemah menyusul pemangkasan perkiraan pertumbuhan zona euro.
Selain itu, minyak mentah dan komoditas lain yang diperdagankan dalam dolar AS juga tergelincir karena mata uang AS ini menguat pada hari Kamis.