Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melonjak Jadi Jawara di Asia, Ini Pendongkraknya

Rupiah melonjak ke level terkuatnya dalam sekitar tujuh bulan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sekaligus menjadi jawara di antara mata uang di Asia pada perdagangan hari ini, Kamis (31/1/2019).
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah melonjak ke level terkuatnya dalam sekitar tujuh bulan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sekaligus menjadi jawara di antara mata uang di Asia pada perdagangan hari ini, Kamis (31/1/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot rebound dan ditutup menguat 158 poin atau 1,12% di level Rp13.973 per dolar AS, dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (30/1), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berakhir melemah 37 poin atau 0,26% di level Rp14.131 per dolar AS, pelemahan hari kedua berturut-turut. Rebound yang dibukukan rupiah hari ini membawanya menyentuh level penutupan terkuat sejak Juni 2018.

Nilai tukar rupiah mulai rebound terhadap dolar AS ketika dibuka terapresiasi 91 poin atau 0,64% di level Rp14.040 per dolar AS pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di level Rp13.968 – Rp14.079 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama terpantau berbalik naik hanya 0,014 poin atau 0,01% ke level 95,354 pada pukul 17.40 WIB.

Pergerakan indeks sebelumnya dibuka dengan kenaikan tipis 0,026 poin atau 0,03% di level 95,366, setelah perdagangan Rabu (30/1) berakhir melemah 0,50% atau 0,481 poin di posisi 95,340.

Dolar AS melemah setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed memutuskan mempertahankan tingkat suku bunganya dan berjanji akan bersabar dalam hal penaikan biaya pinjaman lebih lanjut.

Setelah mengadakan pertemuan kebijakan (FOMC meeting) selama dua hari yang berakhir pada Rabu (30/1/2019) waktu setempat, The Fed memutuskan mempertahankan tingkat suku bunganya di 2,25%-2,50%.

Merujuk pada meningkatnya ketidakpastian tentang prospek ekonomi AS, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan perkara soal penaikan suku bunga telah berkurang dan, dalam sebuah pernyataan, The Fed menurunkan ekspektasi sebelumnya untuk beberapa pengetatan lebih lanjut.

“Situasi saat ini membutuhkan kesabaran,” ujar Powell, merujuk pada prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut.

The Fed juga bergeser ke sikap yang lebih dovish terkait pelepasan aset yang sedang berlangsung, dengan menyatakan siap untuk menyesuaikan rencananya berdasarkan perkembangan ekonomi dan keuangan.

“Rupiah jelas mendapatkan manfaat dari pidato The Fed yang bernada dovish semalam, yang dapat mendukung aliran masuk obligasi pada khususnya,” kata Dushyant Padmanabhan, pakar strategi mata uang di Nomura Holdings Inc., Singapura, dilansir Bloomberg.

Penguatan rupiah tak tanggung-tanggung menjadikannya pemimpin saat mata uang lainnya di Asia mayoritas membukukan penguatan yang moderat hari ini. Menyusul apresiasi rupiah adalah yen Jepang dan won Korea Selatan yang masing-masing menguat 0,39% dan 0,33%.

“Berkat pernyataan Gubernur The Fed Powell, mata uang di Asia terlihat lebih kuat di seluruh kawasan hari ini,” ujar Robert Carnell, kepala ekonom ING.

Sementara itu, berbeda dengan sikap The Fed, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan akan mempertahankan sikap kebijakan moneter yang hawkish bahkan setelah menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin sepanjang 2018.

Menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah, BI akan membiarkan rupiah menguat lebih lanjut karena level saat ini terlihat masih undervalued.

“BI juga akan bertekad untuk mempertahankan kepercayaan investor terhadap rupiah,” tambah Nanang, dikutip Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper