Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LVMH Laporkan Kinerja Kuat, Bursa Eropa Naik Lagi

Saham perusahaan barang-barang mewah berhasil membawa bursa saham Eropa menguat setelah peritel LVMH meyakinkan investor dengan laporan kinerjanya yang kuat.
Indeks Stoxx/Reuters
Indeks Stoxx/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Saham perusahaan barang-barang mewah berhasil membawa bursa saham Eropa menguat setelah peritel LVMH meyakinkan investor dengan laporan kinerjanya yang kuat.

Kendati demikian, diskusi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China serta beberapa laporan kinerja keuangan perusahaan yang hasilnya mengecewakan tetap menahan pergerakan sekaligus membatasi kenaikan yang dialami bursa saham Eropa.

Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa diperdagangkan sideways sebelum ditutup naik 0,25% pada perdagangan Rabu (30/1/2019) dan berada di jalur untuk kinerja bulanan terbaiknya sejak Oktober 2015.

Adapun indeks FTSE 100 Inggris melonjak 1,6% setelah pelemahan pound sterling mendorong eksportir multinasional yang terdaftar di London.

Perusahaan pembayaran Jerman Wirecard mencatat kinerja terburuk dalam indeks saham Eropa, dengan penurunan 13,3% setelah membantah laporan Financial Times terkati tuduhan melakukan kesalahan finansial.

Dilansir Reuters, saham LVMH asal Prancis naik 6,7% didorong laporan kinerja yang optimistis. Perusahaan tetap percaya diri meskipun juga berhati-hati karena penjualan kuartal keempatnya bertahan kuat di tengah kekhawatiran perlambatan China.

“Kumpulan angka yang terlihat baik ini, dikombinasikan dengan nada positif dari manajemen, memberi investor kenyamanan yang sangat dibutuhkan tentang tren saat ini di pasar barang-barang mewah," kata analis Berenberg.

Saham Hermes, pemilik Gucci Kering, Moncler, dan Burberry berada di antara pendorong utama penguatan indeks Stoxx 600, masing-masing dengan kenaikan 3,1% hingga 5,9%.

Bahkan saham Salvatore Ferragamo, yang melaporkan penurunan penjualan, ikut naik 1,5% setelah laporan LVMH mengangkat sektor barang-barang mewah.

Di sisi lain, saham konglomerat industri Siemens turun 0,7% setelah pesanan yang kuat mengimbangi pukulan dari laba industri kuartal pertama yang lebih lemah dari perkiraan.

“Asupan pesanan tertinggi dalam 10 tahun akan dilihat secara positif, tetapi mungkin dibayangi oleh melesetnya margin dalam EM (Manajemen Energi) dan BT (Teknologi Bangunan),” jelas analis UBS.

Sementara itu, saham produsen bahan obat-obatan asal Swiss Lonza merosot 7,3% setelah mengungkapkan bahwa CEO perusahaan Richard Ridinger pensiun serta melaporkan penjualan yang lebih kecil dari ekspektasi.

“Ridinger berhasil mengeksekusi perubahan haluan yang luar biasa dari Lonza sehingga akan dirindukan, dan mengingat Lonza hanya bagian dari periode perkiraan jangka menengah, pergantian kepemimpinan dapat dilihat sebagai hal yang meningkatkan ketidakpastian," kata analis Jefferies.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper