Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen baru PT Skybee Tbk. melirik sejumlah alternatif pengembangan bisnis baru untuk menjadi kontributor utama pendapatan perseroan. Kendati masih dalam masa penjajakan, perseroan mempertimbangkan untuk mencicipi bisnis properti.
Direktur Independen Skybee Martini UD Suarsa mengatakan manajemen baru perseroan yang dibentuk Senin (8/10) menargetkan hasil due diligence penjajakan sejumlah sektor bisnis baru dapat segera selesai pada akhir2018.
“Proses diversifikasi masih on progress, sudah banyak opsi kami untuk diversifikasi usaha. Selama ini kami jalan di teknologi, untuk masuk ke sektor riil pasti ada pertimbangan-pertimbangan sendiri. Dengan tim yang baru ini, kami sedang melirik ke sektor properti,” ungkap Martini di Jakarta, Senin (8/10).
Kendati demikian, Martini belum dapat memastikan hasil akhir dari due diligence perseroan yang akan dirilis pada 2018. Emiten dengan sandi SKYB tersebut melirik sektor properti dengan pertimbangan pasar yang terus bertumbuh, dan latar belakang komisaris dan direksi baru yang mumpuni di sektor tersebut.
Wahyu Mulyana, Direktur Utama baru perseroan telah berkecimpung pada sektor properti lebih dari 11 tahun.
Secara spesifik, Martini menyebut perseroan berencana menjajaki bisnis properti berupa hotel dan apartemen. Bisnis hotel pun bisa dilaksanakan dengan beberapa opsi seperti pembangunan hotel maupun pengelolaan hotel melalui akuisisi.
Pengalihan bisnis perseroan bukan merupakan kabar baru dari produsen ponsel Skybee tersebut. Pada awal tahun ini, santer terdengar perseroan akan masuk ke bisnis sawit. Sektor perkebunan tersebut pun masih dalam proses due diligence perseroan.
Martini mengatakan setelah penentuan sektor bisnis mana yang akan dijajaki, perseroan akan langsung melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue pada Maret 2019. Nilai PMHMETD tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan investasi bisnis baru perseroan.
“Di tubuh manajemen kami ada entitas-entitas yang bukan merupakan anak usaha yang dapat kami imbreng asetnya ke dalam SKYB, jadi bukan merupakan saham baru. Jadi kami tidak rights issue dengan menggunakan aset dari luar,” jelas Martini.
Saat ini SKYB masih beroperasi dengan aktivitas bisnis berupa penjualan voucher pulsa Telkomsel. Perseroan menggunakan alur distribusi dari Global Shop dan Okeshop, dengan tingkat keuntungan sebesar 0,5% per minggu.
Dengan menjajaki sektor-sektor baru sebagai bisnis utama perseroan menyebut akan tetap mempertahankan bisnis inti di sektor teknologi namun porsi pendapatan lini tersebut akan otomatis mengecil.
“Bidang IT yang sekarang lebih kepada penjualan divices sehingga akan kami eksplor [bisnis ebelumnya],” ungkap Wahyu.
Pada semester I/2018, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp3,05 miliar setelah pada tahun sebelumnya tidak membukukan pendapatan. Pada periode tersebut, perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp1,12 miliar.