Bisnis.com, JAKARTA— PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. akan mengucurkan ekuitas hingga Rp3 triliun dalam lima tahun ke depan untuk pengembangan bisnis konsesi perseroan.
Direktur Human Capital, Investasi dan Pengembangan Wijaya Karya Bangunan Gedung Nur Al Fata mengatakan pihaknya berencana akan membelanjakan ekuitas Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun dalam 5 tahun ke depan. Dana tersebut sebagai bagian dari pengembangan lini bisnis konsesi.
“Kalau lihat dari kekuatan ekuitas masih bisa. Kami targetkan ekuitas sampai Rp5,5 triliun pada 2023,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (29/8/2018).
Untuk 2018, Nur mengatakan 50% dari alokasi belanja modal tahun ini akan dikucurkan untuk pengembangan bisnis konsesi. Adapun, dari total alokasi belanja modal Rp667 miliar, baru terserap untuk ekspansi bisnis konsesi senilai Rp70 miliar.
Dia menyebut masih rendahnya serapan akibat sejumlah proyek konsesi yang mundur. Akan tetapi, pihaknya memperkirakan akan menggelontorkan sekitar Rp200 miliar untuk pengembangan bisnis konsesi sampai dengan akhir tahun ini.
Nur mengungkapkan emiten berkode saham WEGE itu masih membidik sejumlah konsesi. Salah satunya proyek rumah sakit umum daerah (RSUD) Sidoarjo dengan skema Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). “Saat ini kami sedang mengikuti tender untuk proyek tersebut,” jelasnya.
Selain proyek tersebut, dia mengatakan perseroan masih mengincar konsesi dengan perbankan pelat merah. Belum lama ini, WEGE telah ditunjuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemenang konsesi pembangunan Gedung Bank Mantap Proklamasi.
Proyek tersebut, sambungnya, memiliki nilai investasi sekitar Rp200 miliar. Ditargetkan proses pembangunan akan rampung pada 2020.
Nur menjelaskan bahwa salah satu keuntungan yang didapatkan dari bisnis konsesi yakni recurring income. Untuk konsesi Gedung Bank Mantap Proklamasi misalnya, perseroan akan mendapatkan pembayaran sewa atas bangunan.
Untuk skema KPBU RSUD Sidorajo, dia mengatakan emiten berkode saham WEGE itu akan menerima pembayaran setiap tahun melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
“Dana yang [diterima] disiapkan oleh penanggung jawab dari daerah maupun kementerian/lembaga [K/L],” imbuhnya.
Seperti diketahui, konsesi pertama WEGE, De Braga Hotel Bandung, telah beroperasi. Proyek tersebut menelan biaya investasi Rp103 miliar.
De Braga Hotel merupakan kerja sama sinergi badan usaha milik negara (BUMN) WEGE dengan PT Sarinah (Persero). Skema yang diteken yakni build, operate, transer (BOT) selama 30 tahun.