Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) merampungkan proyek pembangunan gedung pusat komando milik BMKG yang memiliki nilai kontrak Rp252,7 miliar.
Proyek itu terletak di kompleks BMKG Pusat dan akan berfungsi sebagai kantor operasional sistem peringatan dini bencana nasional. WEGE menggarap gedung baru tersebut melalui kerja sama operasi (KSO) WG-WIKA.
Berdasarkan data perseroan, nilai kontrak awal pembangunan Gedung Pengembangan Sistem Operasional Indonesia Multi Hazard Early Warning System (Ina-MHEWS) ini mencapai Rp207,9 miliar. Namun, nilai kontrak kemudian menjadi Rp252,7 miliar berdasarkan adendum terakhir.
Direktur Operasi I WEGE Bagus Tri Setyana mengatakan lingkup pekerjaan proyek meliputi konstruksi struktur, arsitektur, hingga sistem mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) untuk fasilitas di Jakarta dan Bali.
Gedung yang terdiri dari 9 lantai dan 2 basement dengan luas total mencapai 8.679,88 meter persegi ini turut dirancang dengan penerapan base isolator tipe friction pendulum. Menjadikannya sebagai gedung data center pertama di Indonesia yang menggunakan sistem peredam gempa.
“Pemasangan friction pendulum dilakukan dengan sistem jacking pada bangunan setelah pekerjaan struktur selesai dengan total 23 titik pemasangan,” ujar Bagus melalui keterangan tertulis, Selasa (22/7/2025).
Baca Juga
Menurutnya, penggunaan teknologi ini sangat krusial mengingat ukuran gedung yang besar serta kondisi tanah Jakarta yang cenderung lunak.
Adapun, keistimewaan lainnya terletak pada layar screen selebar 30 meter yang terpasang di lantai 4 dan 6. Layar ini mampu memonitor 24 saluran, sehingga pemantauan dapat dilakukan secara maksimal dan komprehensif.
Fasilitas ini menjadi bagian dari sistem terpadu yang mendukung peringatan dini berbagai bencana seperti gempa dan tsunami, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Samudra Hindia, Laut Cina Selatan, dan Pasifik Barat Daya.
“Proyek tersebut memiliki waktu pelaksanaan 560 hari kalender sejak SPMK [surat perintah mulai kerja] dan masa pemeliharaan 180 hari kalender setelah berita acara serah terima 1,” pungkas Bagus.
Direktur Utama WEGE Hadian Pramudita menambahkan bahwa keterlibatan perseroan dalam proyek ini menunjukkan kompetensi dalam membangun fasilitas berteknologi guna mendukung sistem mitigasi bencana nasional.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.