Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WIKA Gedung (WEGE) Kebut Sejumlah Proyek Saat Kinerja Melemah

WIKA Gedung (WEGE) mencatat penurunan kinerja dengan laba bersih turun 97,77% di semester I/2025, namun tetap kebut proyek gedung BMKG senilai Rp252,7 miliar.
Rancang bangun proyek Menara Mandiri Kendari yang digarap oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE)./Wika Gedung
Rancang bangun proyek Menara Mandiri Kendari yang digarap oleh PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE)./Wika Gedung

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kontraktor pelat merah PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk. (WEGE) membukukan penurunan kinerja pada paruh pertama tahun ini. Namun, perseroan masih aktif merampungkan sejumlah proyek.

Berdasarkan laporan keuangan, WEGE mencatat pendapatan sebesar Rp907,81 miliar atau turun 34,23% dari sebelumnya Rp1,38 triliun pada semester I/2024. 

Pendapatan itu berasal segmen jasa konstruksi yang berkontribusi sebesar Rp874,38 miliar, konsesi Rp28,19 miliar, properti mencapai Rp5,07 miliar, serta industri membukukan Rp156,8 juta hingga paruh pertama. 

Namun, setelah memperhitungkan beban dan pendapatan lainnya, WEGE membukukan laba bersih sebesar Rp415,18 juta pada semester I/2025. Raihan ini menyusut 97,77% dari capaian tahun lalu yakni Rp18,63 miliar. Laba per saham juga mengalami koreksi tajam dari Rp1,95 menjadi hanya Rp0,04 per lembar. 

Di tengah tantangan kinerja, WEGE tetap merampungkan proyek pembangunan gedung pusat komando milik BMKG senilai Rp252,7 miliar. 

Proyek yang terletak di kompleks BMKG Pusat ini akan berfungsi sebagai kantor operasional sistem peringatan dini bencana nasional. Gedung baru tersebut dikerjakan oleh WEGE melalui kerja sama operasi (KSO) WG-WIKA. 

Nilai kontrak awal pembangunan Gedung Pengembangan Sistem Operasional Indonesia Multi Hazard Early Warning System (Ina-MHEWS) ini mencapai Rp207,9 miliar. Namun, nilai kontrak kemudian menjadi Rp252,7 miliar berdasarkan adendum terakhir.  

Direktur Operasi I WEGE Bagus Tri Setyana mengatakan lingkup pekerjaan proyek meliputi konstruksi struktur, arsitektur, hingga sistem mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP) untuk fasilitas di Jakarta dan Bali.

Gedung yang terdiri dari 9 lantai dan 2 basement dengan luas total mencapai 8.679,88 meter persegi ini turut dirancang dengan penerapan base isolator tipe friction pendulum. Menjadikannya sebagai gedung data center pertama di Indonesia yang menggunakan sistem peredam gempa.  

“Pemasangan friction pendulum dilakukan dengan sistem jacking pada bangunan setelah pekerjaan struktur selesai dengan total 23 titik pemasangan,” ujar Bagus.  

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro