Bisnis.com, JAKARTA – Pangsa pasar produk otomotif PT Astra International Tbk. diprediksi akan tetap stagnan pada tahun ini, setelah pangsa pasar kendaraan roda empat perseroan terkoreksi tipis pada tahun lalu.
Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti mengungkapkan bahwa penurunan pangsa pasar kendaraan roda empat Astra disebabkan oleh dua faktor. Pertama, persaingan dengan merek-merek baru yang belum lama masuk ke pasar domestik.
“Banyak model baru yang diperkenalkan pada tahun lalu dan akan di-delivery pada tahun ini sehingga suplai produk dari kompetitor meningkat selama kuartal I/2018. Selain itu, Astra memang menurunkan angka inventori untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar, sehingga posisi kami lebih sehat,” ungkap Tira di Jakarta, Rabu (18/4).
Dari kebijakan internal tersebut, Tira memprediksi pangsa pasar Astra akan kembali terkoreksi selama kuartal I/2018. Adapun, sepanjang 2017 lalu, market share kendaraan roda empat Astra International turun tipis menjadi 54% dari tahun sebelumnya sebesar 55%.
Faktor kedua yang akan menjadi sebab stagnannya pangsa pasar kendaraan roda empat ASII yaitu kenaikan harga komoditas yang akan meningkatkan permintaan kendaraan, terutama kendaraan komersial.
Kondisi ini tidak kan berdampak langsung pada bisnis Astra mengingat perseroan bermain pada lini kendaraan penumpang, bukan kendaraan komersial. Adapun, porsi penjualan produk komersial hanya sebesar 30% terhadap penjualan kendaraan roda empat dan lebih.
Tira menyampaikan pada tahun ini, perseroan akan mempertahankan posisi market share pada level 50%, merujuk pada pengetatan kompetisi. Untuk dapat mempertahakan pangsa pasar tersebut, perseroan akan meningkatkan pelayanan aftersales, dan menawarkan paket menarik.
Adapun, pada 2017 lalu laba bersih perseroan dari sektor otomotif terkoreksi 3% menjadi Rp8,9 triliun, disebabkan penurunan penjualan mobil sebesar 2% menjadi 579.000 unit, dan penjualan motor turun 1% menjadi 5,9 juta unit.
Kendati capaian laba bersih lini otomotif Astra terkoreksi, kontribusi sektor ini merupakan yang paling tinggi di antara sektor lain, mencapai 30% dari total pendapatan perusahaan.