Bisnis.com, JAKARTA – Konglomerasi sektor otomotif, PT Astra International Tbk. menyebut masih meminati kepemilikan portofolio pada ruas-ruas jalan tol Trans – Jawa. Sejauh ini, Astra Internasional telah memiliki saham pada enam ruas jalan tol, yang beberapa di antaranya merupakan bagian dari Trans-Jawa.
Jalan tol Trans – Jawa yang sahamnya dimiliki Astra misalnya jalan tol Semarang – Solo sepanjang 72,64 kilometer yang dikelola oleh PT Trans Marga Jateng, di mana Astra melalui PT Astratel Nusantara memiliki saham sebesar 40%.
Kedua, jalan tol Cikopo-Palimanan yang dimiliki Astra melalui PT Astra Tol Nusantara sebesar 45%. Astra mengakuisisi jalan tol sepanjang 116 kilometer tersebut pada Mei 2017 lalu.
Head of Investor Astra International, Tira Ardianti mengungkapkan perseroan ingin terus menambah konsesi jalan tol, dengan minat khusus pada Trans – Jawa. Jalan tol yang menghubungakn seluruh provinsi di Pulau Jawa tersebut dinilai memiliki kepadatan kedaraan paling tinggi.
“Astra melalui lini Astra Tol memang mau menambah konsesi jalan tol kami. Sejauh ini interest masih pada Trans-Jawa karena memang traffic yang besar itu di Pulau Jawa, traffic volume-nya masih masuk hitung-hitungan kami,” ungkap Tira di Jakarta, Rabu (18/4).
Tira mengungkapkan, perkembangan pembangunan jalan tol dalam beberapa tahun terakhir sangat baik, terlihat dari proses akuisisi lahan oleh developer yang berlangsung cukup cepat. Kondisi ini menguntungkan pemain-pemain swasta di sektor infrastruktur.
Baca Juga
Kendati demikian, Tira belum dapat mengemukakan apakah Astra International akan menambah porsi kepemilikan saham pada ruas yang telah diakuisisi, atau mengakuisisi ruas baru. Menurut Tira, proses pengkajian untuk mengambil alih bisnis jalan tol masih terus berlangsung.
“Konkretnya akan seperti apa, perusahaan blum bisa sampaikan. Yang jelas kami minatnya untuk Trans-Jawa, belum di luar Jawa,” kata Tira.
Adapun, emiten dengan kode saham ASII tersebut menilai sektor infrastruktur dan logistik akan terus prospektif, meski pada tahun lalu lini tersebut tidak berkontribusi besar pada pendapatan konsolidasi. Berdasarkan laporan keuangan ASII, divisi infrastruktur dan logistik pada 2017 membukukan rugi bersih sebesar Rp231 miliar, setelah setahun sebelumnya mencatatkan untung Rp263 miliar.
Selama 2017, portofolio Grup Astra pada jalan tol berkembang meningkat menjadi 353 kilometer dari 236 kilometer dengan 269 kilometer di antaranya telah beroperasi. Selama 2017, perseroan mencatat volume kepadatan kendaraan meningkat pada rentang 3%—45%.