Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Pada Wall Street Bebani Pasar Saham Asia Pagi Ini

Aksi jual pada saham teknologi di bursa Amerika Serikat (AS) berikut melonjaknya volatilitas membebani pergerakan bursa saham di Asia pada perdagangan pagi ini, Selasa (3/4/2018).
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual pada saham teknologi di bursa Amerika Serikat (AS) berikut melonjaknya volatilitas membebani pergerakan bursa saham di Asia pada perdagangan pagi ini, Selasa (3/4/2018).

Indeks Topix Jepang melemah 0,9% pada pukul 09.08 pagi waktu Tokyo (pukul 07.08 pagi WIB). Adapun indeks Kospi Korea Selatan dan indeks S&P/ASX 200 Australia masing-masing turun 0,8% dan 0,3%.

Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4%. Sementara itu, indikator indeks S&P 500 pagi ini bergerak 0,4% lebih tinggi, setelah anjlok 2,2% pada akhir perdagangan Senin (2/4/2018).

Dilansir Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup di bawah harga rata-rata selama 200 hari terakhir, untuk pertama kalinya sejak Juni 2016, seiring sentimen negatif baru dari pembalasan yang dilancarkan China dengan memberlakukan tarif bea masuk terhadap sejumlah produk AS.

Bursa saham Wall Street pun anjlok tertekan saham sektor teknologi di tengah kekhawatiran investor atas perang dagang yang kembali bangkit. Adapun indeks Volatilitas Cboe melonjak 18%.

Setelah mengalami periode tiga bulan terburuk dalam lebih dari dua tahun untuk saham global, kuartal kedua diawali dengan kekhawatiran akan memburuknya tensi perdagangan antara kedua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Aksi penghindaran risiko ini muncul dua pekan sebelum dimulainya musim rilis laporan keuangan. Para investor masih mengantisipasi hasil yang kuat, meskipun tetap berhati-hati terhadap tanda-tanda perlambatan dalam ekspansi global dan langkah pengetatan oleh bank sentral AS The Federal Reserve.

Pada saat yang sama, pasar saham juga terbebani kritik terbaru yang dilancarkan Presiden Donald Trump terhadap Amazon.

Saham peritel online tersebut mencatatkan penurunan terbesar dalam lebih dari dua tahun. Intel Corp. juga mengalami performa harian terburuk dalam dua tahun, setelah Apple Inc. dikabarkan berencana untuk menggunakan chip sendiri pada komputer Mac mulai tahun 2020.

Sementara itu, harga minyak mentah pagi ini bergerak lebih stabil setelah mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua bulan karena kekhawatiran perang perdagangan mendorong investor untuk menjual komoditas.

Di sisi lain, kinerja mata uang yen Jepang menguat mengingat sifatnya sebagai aset safe haven yang diuntungkan dari adanya volatilitas.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper