Bisnis.com, JAKARTA - Laba tahun berjalan emiten peritel, PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) tertekan hingga 47,5% menjadi Rp102,81 miliar per akhir 2017.
Laba MIDI yang tertekan disebabkan oleh naiknya beban dan biaya perseroan. Adapun, beban penjualan dan distribusi MIDI per akhir 2017 naik 20,5% year on year menjadi Rp2 triliun.
Biaya keuangan peritel yang memiliki Alfamidi mencapai Rp204,9 miliar, naik 21% dari posisi Rp168,83 miliar secara tahunan. Sementara itu, pertumbuhan pendapatan MIDI sepanjang 2017 hanya 15% menjadi Rp9,76 triliun, dari posisi Rp8,49 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam laporan keuangan, Senin (19/3/2018), utang bank jangka pendek yang dimiliki MIDI mencapai Rp688,16 miliar, dan utang bank jangka panjang senilai Rp1,07 triliun.
Hingga akhir 2017, nilai aset yang dimiliki oleh MIDI mencapai Rp4,87 triliun, tumbuh 14% dari posisi Rp4,26 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada tahun ini, Alfamidi siap mengalokasikan belanja modal senilai Rp500 miliar untuk membuka 100 gerai baru. Sekretaris Perusahaan Midi Utama Indonesia Suantopo Po mengatakan, pembukaan gerai baru akan dilakukan secara merata sekitar gerai-gerai yang telah ada.
Baca Juga
Pembukaan 100 gerai baru Alfamidi, dilakukan untuk memperkuat keberadaan gerai perseroan di wilayah yang dinilai potensial. Suantopo menuturkan, belanja modal pembukaan gerai pada tahun ini berasal dari pinjaman bank dan cash flow perseroan.
Per 2017, nilai kas yang dimiliki oleh MIDI mencapai Rp229,1 miliar, tumbuh 8,55% dari posisi Rp211,04 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baru-baru ini, MIDI juga membentuk anak usaha baru untuk memperkuat gerai Lawson. Saat ini, gerai Lawson mencapai 37 gerai. Suantopo mengklaim, kinerja Lawson menunjukkan perbaikan karena dalam beberapa tahun terakhir pihaknya tidak agresif dalam membuka gerai baru.
Dalam beberapa tahun terakhir, katanya, MIDI hanya fokus dalam peningkatan gerai-gerai Lawson yang telah ada, sambil selektif dalam membuka gerai baru yang potensial. Saat ini, Lawson akan fokus untuk wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
Fokus di Jabodetabek, alasannya, karena mempertimbangkan faktor seperti logistik, ketersediaan dan kemampuan supplier penyedia makanan dan minuman siap saji. Untuk meningkatkan penjualan, MIDI akan gencar melakukan promosi untuk menarik minat masyarakat.