Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga 2019, Emiten Televisi Bakal Ketiban Berkah Belanja Iklan

Emiten televisi akan mendulang berkah belanja iklan sepanjang 2018 hingga 2019 mendatang. Iklan diprediksi akan terus berdatangan, merespons sejumlah momentum yang dilaksakan pada 20182019, seperti Asian Games, Piala Dunia, Pilkada, hingga Pilpres.
KPI Pantau tayangan televisi/Antara
KPI Pantau tayangan televisi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten televisi akan mendulang berkah belanja iklan sepanjang 2018 hingga 2019 mendatang. Iklan diprediksi akan terus berdatangan, merespons sejumlah momentum yang dilaksakan pada 2018—2019, seperti Asian Games, Piala Dunia, Pilkada, hingga Pilpres.

Vice President Research Departement Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan pada 2018, ada momentum-momentum yang akan mengerek pendapatan televisi ari belanja iklan. Apalagi, momentum tersebut tersebar dalam beberapa rentang bulan.

“Kondisi yang kita lihat tahun ini, momentum-momentum itu bertebaran, tidak di satu titik. Itu termasuk perayaan Natal, Lebaran, Imlek, dan beberapa momentum lain. Ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan media termasuk emiten televisi,” ungkap William di Jakarta, Kamis (1/2).

William menyampaikan emiten TV akan mendapatkan peluang peningkatan pendapatan selama dua tahun berturut-turut, karena pada awal 2019, pesta demokrasi pemilihan presiden juga akan menyemarakkan bursa iklan televisi.

Kendati demikian, William menggarisbawahi ada risiko distribusi belanja iklan dari perusahaan-perusahaan consumer goods. Selain ke emiten televisi, produsen barnag konsumen pun akan mulai melirik media sosial dan medium digital.

Dalam beberapa tahun terakhir, belanja iklan ke media sosial mengalami peningkatan yang cukup signifikan seperti ke youtube dan facebook. Apalagi, dengan asumsi kesibukan dan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, waktu untuk menyaksikan televisi akan semakin sedikit.

Selain itu, William menggarisbawahi biaya yang dikeluarkan pengiklan untuk memamerkan produknya di media sosial pun lebih murah ketimbang membayar ke perusahaan televisi sehingga ada peluang bagi mereka untuk mendistribusikan belanja ke media sosial.

Kendati demikian, William masih memprediksi para emiten televisi masih akan dapat meningkatkan pendapatan dari iklan sebesar 10% pada tahun ini.

“Kurang lebih naik 10% karena memang momentumnya banyak. Tapi ada juga risiko perlambatan belanja konsumen yang memengaruhi keputusan retail untuk memasang iklan,” ujar William.

Berdasarkan laporan keuangan periode Januari—September 2017, PT Surya Citra Media Tbk. dan PT Media Nusantara Citra Tbk. sama-sama membukukan penurunan laba.

Emiten berkode saham MNCN mencatatkan penurunan laba bersih periode berjalan sebesar 22,07% dari Rp1,54 triliun menjadi Rp1,2 triliun sampai kuartal III/2017.

Sementara itu, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp5,38 triliun atau naik 2,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,26 triliun. Mayoritas pendapatan berasal dari pendapatan iklan yakni sebesar 93,3% atau setara dengan Rp5,02 triliun.

Selain MNCN, emiten berkode SCMA membukukan penurunan laba bersih periode berjalan sebesar 6,83% dari Rp1,17 triliun menjadi Rp1,09 triliun per kuartal III/2017. Adapun perseroan masih membukukan kenaikan pendapatan sebesar Rp3,42 triliun atau naik 0,29% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,41 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper