Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Fundamental Masih Mendorong Penguatan Paladium

Paladium memperpanjang kenaikan tahun lalu lebih dari 50% mencapai rekor tertinggi pada Selasa (2/1) seiring dengan tingginya permintaan pada sektor otomotif dan terbatasnya pasokan.
Ilustrasi./Reuters
Ilustrasi./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Paladium memperpanjang kenaikan tahun lalu lebih dari 50% mencapai rekor tertinggi pada Selasa (2/1) seiring dengan tingginya permintaan pada sektor otomotif dan terbatasnya pasokan.

Harga paladium telah mencapai level tertinggi di US$1.095,45 per troy ounce pada Selasa lalu (2/1), sementara pada perdagangan Rabu mengalami koreksi menjadi US$1.085,87 per troy ounce.

Pada perdagangan Kamis (4/1), harga paladium melemah 1,30 poin atau 0,12% menjadi US$1.084,57 per troy ounce pada pukul 09.00 WIB.

Kendati melemah dua hari terakhir ini, angka tersebut masih menjadikan harga paladium berada di posisi tertinggi.

Dilansir dari Reuters, sekitar tiga perempat dari paladium digunakan dalam catalytic converter pada kendaraan mobil bertenaga bensin. Harga paladium telah melambung tinggi dalam 17 tahun lantaran permintaan otomotif yang terus meningkat.

Di samping itu, pasar paladium yang telah mengalami defisit dalam enam tahun terakhir membuat pelaku pasar khawatir akan kekurangan pasokan.

“Paladium adalah salah satu dari sedikit pasar logam yang benar-benar ketat dan sepertinya akan terus mengencang,” kata analis ICBC Standard Bank Tom Kendall.

Meskipun ada alasan kuat untuk pergerakan paladium, analis mengatakan kekuatan kenaikan baru-baru ini menunjukkan bahwa hal itu mungkin berlebihan dalam waktu dekat. Logam ini telah turun 1% pada Rabu (3/1) dan melanjutkan pelemahan hingga pagi dini hari.

“Fundamental kuat itu benar. Dan ini menjadikan ketersediaan pasokan mengetat yang tercermin dari harga dan pasar yang sangat terdelokalisasi,” kata analis Mitsubishi Jonathan Butler.

Butler mengatakan, adapun penurunan harga pada Rabu kemarin disebabkan karena masih banyak pelaku pasar yang menikmati liburan, sehingga perdagangan cenderung masih sepi dan berimbas pada harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper