Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada perdagangan Jumat (8/12/2017) lalu setelah data Non-Farm Payroll (NFP) dirilis. Namun, sedikit mengalami pelemahan lantaran data upah yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Dolar AS ditutup menguat 0,16% pada level 93,90 pada penutupan perdagangan Jumat (8/12) lalu seiring dengan data NFP yang positif menunjukkan bahwa dengan terciptanya lebih banyak pekerjaan, perekonomian AS semakin meningkat.
Sementara pada perdagangan Senin (11/12) pukul 09.30 WIB, dolar sedikit melemah 0,05 poin atau 0,05% menjadi 93,851.
Berdasarkan laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS, pertumbuhan tenaga kerja AS atau NFP periode November 2017 telah tumbuh mencapai 228.000 jiwa.
Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 198.000 jiwa. Kondisi itu diperkirakan akan memicu prospek kenaikan suku bunga The Fed yang akan diumumkan pada 13 Desember mendatang.
Sementara itu, dilansir dari Reuters, kendati mengalami penguatan, data upah tenaga kerja tidak memberi dukungan pada kenaikan dolar AS. Tercatat upah rata-rata perjam meningkat 0,2%, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,3% sehingga analis mengungkapkan bahwa data tersebut mengecewakan.
Para analis mengatakan, data upah tersebut bisa membebani laju kenaikan suku bunga pada tahun depan karena menjadi cerminan inflasi yang rendah sehingga The Federal Reserve bertarung dengan itu.
Baca Juga
“Ketiadaan tekanan upah tidak akan mengubah aspirasi kenaikan suku bunga The Fed dalam pertemuan mendatang, tapi akan menjadi titik diskusi utama bagi Gubernur The Fed pada 2018,” kata Marvin Loh, Senior Global Market Strategist di BNY Mellon di Boston.