Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tertekan Saham SoftBank, Indeks Topix Ditutup Melemah

Indeks Topix ditutup melemah 0,28% atau 4,88 poin ke level 1.765,96, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup hanya melemah 0,06 poin ke level 22.011,61.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup melemah pada perdagangan Selasa, (31/10/2017), tertekan pelemahan saham SoftBank, meskipun pelaku pasar melihat harapan untuk pelonggaran bank sentral lebih lanjut.

Indeks Topix ditutup melemah 0,28% atau 4,88 poin ke level 1.765,96, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup hanya melemah 0,06 poin ke level 22.011,61.

Saham SoftBank Group Corp melemah 4,6% dan menjadi penekan utama kedua indeks saham setelah pembicaraan untuk menggabungkan unit usahanya di  AS, Sprint Corp., dengan T-Mobile US Inc., dikabarkan telah mengalami kegagalan.

Indeks juga melemah mengikuti indeks S&P 500 yang melemah 0,3% kemarin di tengah laporan bahwa rencana pemotongan pajak perusahaan akan dilakukan secara bertahap selama beberapa tahun. Saham perbankan juga membebani indeks Topix setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun empat basis poin di New York.

"Fase bertahap untuk pengurangan pajak perusahaan di AS ini tidak terduga dan keuntungan perusahaan dari pemotongan tersebut mungkin akan terbatas, jadi pasar mungkin akan kecewa karenanya," kata Toshihiko Matsuno, analis senior SMBC Friend Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.

“Berita tentang merger Sprint negatif untuk pasar saham Jepang," lanjutnya.

Pelemahan saham mereda setelah Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan kebijakan moneternya dalam pertemuan hari ini. Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda dan dewan memutuskan untuk mempertahankan program pengendalian kurva imbal hasil bank sentral serta pembelian aset, yang diperkirakan oleh seluruh 43 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg.

 “Sementara BOJ merivisi turun prospek inflasi untuk tahun fiskal ini dan berikutnya. BOJ mempertahankan pandangannya dalam jangka waktu untuk mencapai target harga di sekitar tahun fiskal 2019, yang mungkin menjadi harapan untuk pelonggaran tambahan,” kata Tatsushi Maeno, analis senior Okasan Asset Management Co. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper