Pendapatan Bersih GOTO Q1-2024 Capai Rp4 T, di Atas Konsensus Analis

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) baru saja merilis laporan keuangan kuartal I-2024 dibandingkan dengan kuartal I-2023 atau year on year
Foto: Pendapatan Bersih GOTO Q1-2024 Capai Rp4 T, di Atas Konsensus Analis
Foto: Pendapatan Bersih GOTO Q1-2024 Capai Rp4 T, di Atas Konsensus Analis

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) baru saja merilis laporan keuangan kuartal I-2024 dibandingkan dengan kuartal I-2023 atau year on year. Hasilnya pendapatan GOTO tembus Rp4,08 triliun, naik 22% dari pendapatan bersih di kuartal I-2023 sebesar Rp3,33 triliun.

Pencapaian pendapatan bersih itu melebihi konsensus analis yang dikompilasi Bloomberg yang memperkirakan GOTO berpotensi mencetak pendapatan Rp2,67 triliun pada kuartal I/2024, atau lebih rendah 19,74% secara tahunan dari pendapatan bersih Q1-2023. Hal ini berarti pendapatan GoTo berhasil melampaui hampir 2x lipat dari konsensus analis.

Sementara itu, GoTo juga mampu menurunkan rugi bersih entitas induk hingga 78% pada 3 bulan pertama tahun ini menjadi sebesar Rp861,91 miliar, membaik dari periode yang sama tahun lalu yang rugi Rp3,86 triliun.

Adapun rugi operasional (rugi usaha) juga membaik 76% menjadi Rp941,87 miliar dari sebelumnya rugi usaha Rp4 triliun.

“Pada tahun 2023, kami telah meletakkan landasan yang kuat serta menentukan strategi pertumbuhan dengan memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok ,” kata Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, dalam siaran pers.

Patrick menegaskan, pada kuartal pertama 2024, perseroan telah mempercepat pelaksanaan strategi tersebut serta kembali melakukan investasi pada produk-produk andalan, yang hasilnya mulai terlihat di bulan Maret dan April 2024.

“Seiring implementasi strategi tersebut, kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tahun ini, dan di saat yang sama tetap berkomitmen kepada  tujuan profitabilitas yang telah kami tetapkan,” katanya.

Berdasarkan laporan keuangan GOTO, Selasa ini (29/4), tampak bahwa penurunan rugi bersih itu menjadi yang terendah sejak perusahaan ini tercatat di Bursa Efek Indonesia pada April 2022.

Di kuartal I-2022, GOTO pernah mencatat rugi bersih yang mencapai Rp6,47 triliun, dan rugi di kuartal I-2021 sebesar Rp1,81 triliun.

Di sisi lain, dari total pendapatan bersih Rp 4,08 triliun, pendapatan terbesar dari pos imbalan jasa yang mencapai Rp1,58 triliun atau 39% porsinya terhadap total pendapatan, disusul pendapatan dari jasa pengiriman sebesar Rp1,38 triliun, jasa pinjaman Rp285 miliar, imbalan iklan Rp264 miliar, imbalan jasa e-commerce (dari Tokopedia) sebesar Rp110 miliar, dan pendapatan lain lain senilai Rp458 miliar.

Dari 38 analis, sebanyak 26 analis masih memberikan rekomendasi beli untuk saham GOTO. Rekomendasi beli atau overweight terbaru diberikan oleh JP Morgan, dengan target harga Rp75 per saham.

Selain dari JP Morgan, rekomendasi beli juga datang dari BNI Sekuritas, dengan target price lebih tinggi yakni Rp90 per saham.  Sedangkan sebanyak 11 analis memberikan rekomendasi hold alias tahan.

Beberapa rekomendasi hold tersebut diberikan oleh Goldman Sachs dengan target harga Rp83, dan HSBC dengan target harga Rp68 per saham. Hanya satu analis yang memberikan rekomendasi jual.

Mengacu data perdagangan BEI, saham GOTO tercatat turun ke harga Rp61 atau melemah 1,61% pada penutupan perdagangan Jumat (26/4). Namun pada penutupan perdagangan sesi II, Senin ini (29/4), saham GOTO naik 3,28% menjadi Rp63/saham dengan nilai transaksi Rp138 miliar dalam sehari dan net buy asing Rp 20 miliar.

Analis Bloomberg Intelligence Nathan Naidu mengatakan masa depan GOTO bergantung bergantinya kepemilikan mayoritas Tokopedia ke ke TikTok, yang akan sangat mengurangi tekanan pada bottom line, medki GOTO dinilai akan kehilangan sejumlah besar pendapatan potensial.

“Penjualan semacam itu akan berarti GoTo dapat mengalihkan sumber daya ke bisnis yang lebih menguntungkan seperti layanan on-demand-nya, segmen yang pertama kali mencapai titik impas, serta fintech," tulis Nathan dalam risetnya.

Sementara itu, pengalihan pengendali Tokopedia ke TikTok menurut Nathan meskipun berpotensi mengorbankan sebagian besar peluangnya dalam layanan digital, mungkin akan memberikan GOTO banyak pendapatan pasif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper