Bisnis.com, JAKARTA — Perolehan pendapatan dan laba bersih emiten batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) pada kuartal I/2024 berada di bawah estimasi konsensus analis.
Dalam laporan keuangan kuartal I/2024 yang dikutip Rabu (1/5/2024), Bukit Asam melaporkan pendapatan sebesar Rp9,4 triliun. Realisasi itu turun 5,5% dibandingkan dengan Rp9,95 triliun periode Januari 2023 hingga Maret 2023.
Berdasarkan data Bloomberg, estimasi konsensus untuk pendapatan PTBA berada di Rp9,826 triliun pada kuartal I/2024.
Selanjutnya, PTBA membukukan laba bersih Rp790,9 miliar pada kuartal I/2024. Pencapaian tersebut mencerminkan koreksi 31,99% dibandingkan dengan Rp1,16 triliun periode kuartal I/2023.
Adapun, realisasi laba bersih PTBA untuk periode kuartal I/2024 juga berada di bawah estimasi konsensus di Rp1,06 triliun.
Dalam keterangan resminya, PTBA menuturkan pencapaian laba bersih ini didukung oleh peningkatan kinerja operasional PTBA sepanjang triwulan I/2024. Total produksi batu bara PTBA pada kuartal I/2024 mencapai 7,3 juta ton, tumbuh 7% dibanding periode yang sama tahun 2023 yakni sebesar 6,8 juta ton.
Baca Juga
Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10% menjadi 9,7 juta ton. Pada kuartal I/2024, PTBA mencatat penjualan ekspor PTBA sebesar 3,8 juta ton atau naik 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Terdapat peningkatan ekspor ke sejumlah negara, di antaranya India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Malaysia. Sementara realisasi domestic market obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton atau tumbuh 14% secara tahunan.
Adapun, realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau meningkat 9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret lalu, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap dapat mencapai target.
Manajemen menuturkan tantangan bagi PTBA di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar.
Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 21% secara tahunan dari US$100,44 per ton pada Januari-Maret 2023 menjadi US$78,9 per ton. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 49% secara tahunan menjadi US$125,76 per ton.
"Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baik. Perseroan juga konsisten mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal," kata Corporate Secretary PTBA Niko Chandra, Rabu (1/5/2024).
Selain itu, PTBA berharap agar pembentukan Mitra Instansi Pengelola (MIP) dapat segera terealisasi dan memberikan dampak baik bagi kinerja keuangan PTBA.
Untuk periode 2024, lanjut dia, PTBA melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis. PTBA tahun ini menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, serta angkutan 33,7 juta ton.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.