Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jual Aset Panas Bumi, Laba Austindo Nusantara (ANJT) Melesat

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mencatatkan peningkatan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 525,55% menjadi US$39,91 juta pada periode sembilan bulan tahun ini, dari US$6,38 pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu.
Ilustrasi/anj-group.com
Ilustrasi/anj-group.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mencatatkan peningkatan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 525,55% menjadi US$39,91 juta pada periode sembilan bulan  tahun ini, dari US$6,38 pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu.

Direktur Keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) Lucas Kurniawan mengatakan peningkatan laba bersih tersebut selain disebabkan naiknya produksi juga dikarenakan adanya kontribusi dari penjualan investasi.

Dia menjelaskan pada Maret 2017, perseroan menjual 10,87% kepemilikan di PT Agro Muko seharga US$44,3 juta dan mengakui laba atas penjualan investasi ini sebesar US$39,4 juta.

Selain itu, pada September 2017, perseroan menjual seluruh kepemilikan sebesar 99,99% di PT Darajat Geothermal Indonesia ke Star Energy Geothermal BV dan PT Barito Pacific Tbk. seharga US$30,1 juta dan menjual seluruh kepemilikan 5% di PT Star Energy Geothermal Suoh Sekincau ke PT Barito Pacific Tbk. seharga US$325.000.

“Dari transaksi tersebut, kami memperoleh laba atas penjualan investasi itu sebesar US$22,5 juta,” katanya di Jakarta, Selasa (31/10/2017).

Dia menambahkan selain karena penjualan investasi tersebut, perseroan juga membukukan penaikan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 9,2% menjadi 515.263 metrik ton pada periode Januari-September 2017 dibandingkan sebanyak 471.972 metrik ton pada periode Januari-September 2016. “Peningkatan TBS ini ditopang dari Belitung dan Kalimantan,” ujarnya.

Menurutnya, perkebunan di Belitung telah mengalami pemulihan pasca El Nino yang terjadi pada 2015 yang menyebabkan penurunan produksi di 2016. Namun, pada tahun ini, produksi telah kembali pulih.

Meskipun, produksi TBS di Sumatra Utara mengalami penurunan akibat dampak negatif dari kekeringan panjang yang terjadi pada pertengahan tahun lalu. Hanya saja, kejadian tersebut mampu ditopang dengan tanaman menghasilkan (memasuki usia produktif) dari kebun di Kalimantan Barat yang mencatatkan penaikan produksi TBS paling signifikan.

Dia memerinci sepanjang periode Januari-September tahun ini, kebun di Kalimantan Barat telah memproduksi 85.003 ton, naik 74,6% dibanding 48.695 ton pada periode Januari-September tahun lalu.

Sementara, kebun di pulau Belitung mencatatkan penaikan produksi TBS sebanyak 56,9% dari 111.062 ton pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu menjadi 174.207 ton pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper