Bisnis.com, JAKARTA - Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi ruang penguatan rupiah pada perdagangan Senin (27/2/2017) terbatas jelang rilis data inflasi, serta merespon penguatan indeks dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta memaparkan indeks dolar yang sebelumnya turun mulai menguat, tetapi lebih dibantu oleh pelemahan euro seirinh kembali memanasnya situasi geopolitik di kawasan Uni Eropa. Dari AS, Trump yang belum juga memasukkan detail rencana insentif pajaknya pada proposal anggaran belanja, menekan ekspektasi kenaikan fed fund rate (FFR) target yang tercermin pada yield UST yang turun drastis.
Saat ini, fokus investor masih tertuju pada data AS, seperti dara revisi pertumbuhan PDB yang akan dirilis Selasa malam dan data serapan tenaga kerja AS yang dirilis Jumat malam.
Adapun, rupiah masih terbawa arus global. Hal ini terlihat dari penguatannya yang sejalan dengan pelemahan dolar di seantero Asia pada perdagangan Jumat. Penguatan rupiah, yang sejalan dengan turunnya yield SUN, terlihat relatif rendah dibanding kurs lain di Asia.
Dia menilai, sentimen negatif dari angka inflasi Februari 2017 yang diharapkan naik drastis, dipercaya membatasi ruang penguatan rupiah. Data inflasi dijadwalkan rilis Rabu siang dan diperkirakan ada di 3,9%-4% YoY, atau naik hampir 50bps.
"Ruang penguatan rupiah diperkirakan masih terbatas mendekati rilis angka inflasi serta merespon dollar index yang mulai kembali menguat," katanya dalam riset.