Bisnis.com, JAKARTA-- PT Indo Premier Investment Management (IPIM) memasang target dana kelolaan reksa dana mencapai Rp7 triliun hingga akhir 2017 atau tumbuh 36,7% dari posisi Rp5,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Indo Premier Investment Management (IPIM) Diah Sofiyanti mengungkapkan dana kelolaan termasuk kontrak penglolaan dana hingga akhir Januari 2017 sudah mencapai Rp6,14 triliun. Dia optimis target Rp7 triliun pada akhir 2017 bisa tercapai.
"Investor kami dominan institusi. Porsi investor institusi 85% dan sisanya adalah investor ritel," ungkapnya di Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Baru-baru ini, IPIM telah merilis reksa dana produk baru, bernama premier ETF Indonesia Sovereign Bonds dengan mengelolaan surat berharga negara. Dia mengungkapkan pangsa pasar utama investor premier ETF Indonesia Sovereign Bonds adalah investor institusi.
Saat peluncuran produk premier ETF Indonesia Sovereign Bonds, sambungnya, telah ada pemesanan hingga Rp1 triliun untuk produk reksa dana dengan underlying surat berharga negara (SBN). Diah optimis pemesanan produk baru yang diluncurkan bisa menggenjot dana kelolaan pada tahun ini.
Adapun PT Indo Premier Investment Management (IPIM) merupakan anak perusahaan dari PT Indo Premier Securities. Namun, pada 18 Januari 2011, IPIM telah melakukan pemisahan (spin off) dan memperbaharui izin sebagai manajer investasi.
Indo Premier Investment Incar Dana Kelolaan Rp7 Triliun Tahun Ini
PT Indo Premier Investment Management (IPIM) memasang target dana kelolaan reksa dana mencapai Rp7 triliun hingga akhir 2017 atau tumbuh 36,7% dari posisi Rp5,12 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Novita Sari Simamora
Editor : Gita Arwana Cakti
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
18 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
36 menit yang lalu