Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan perhatian pasar uang dalam negeri tertuju pada stabilitas politik dalam negeri menjelang pilgub DKI Jakarta.
“Pemeriksaan Ahok serta rencana demonstrasi 2 Desember 2016, menjaga ketidakpastian tetap tinggi,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (23/11/2016).
Dia mengemukakan rupiah yang sempat menguat pada perdagangan Selasa, akhirnya ditutup melemah.
Pelemahan rupiah kemarin, sejalan dengan pelemahan SUN serta penguatan dolar di Asia.
“Akan tetapi terasa stabilitas yang lebih baik di pasar keuangan global, sehingga koreksi atas shock seharusnya bisa berlanjut dalam jangka pendek,” kata Rangga.
Dia mengemukakan pasar uang global menunggu isi notulensi, yang akan dirilis Kamis dini hari WIB.
“Walaupun dipastikan (Gubernur Fed) Yellen tetap percaya diri dengan kenaikan FFR (Fed Funds Rate) target dalam waktu dekat. Penting diketahui sinyal rencana kenaikan di 2017,” kata Rangga.
Sementara itu indeks dolar terus melemah, walaupun tidak drastis. Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga turun, walaupun masih di atas 2,3%.
Selain itu pasar uang juga malam ini menunggu data indeks manufaktur AS, yang diperkirakan naik tipis.
Rupiah/US$
22 November
| 13.443 (-0,28%) |
21 November | 13.406 (+0,16%) |
20 November | 13.428 (-0,41%) |
Sumber: Bloomberg, 2016