Bisnis.com, JAKARTA—PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA), memprediksi pendapatan usaha perseroan di akhir tahun ini bisa mencapai Rp300 miliar.
Keterangan resmi perseroan yang dipublikasikan Kamis (17/11/2016) mengungkapkan bahwa perseroan optimis bisa mencatatkan return positif di 2017 setelah hampir dua tahun berturut-turut tidak meraih pendapatan sebagai dampak larangan ekspor hasil tambang yang belum diolah (UU Minerba).
Adapun, salah satu penunjang kenaikan kinerja emiten tambang bauksit dan alumina tersebut berasal dari beroperasinya pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) milik Entitas Asosiasi PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW) sejak pertengahan 2016 lalu.
SGA Alumina yang diproduksi WHW merupakan bahan baku utama smelter aluminium yang sebelumnya harus selalu diimpor. Bahan baku bauksit diperoleh WHW dari anak perusahaan tambang milik CITA yang berlokasi di Kalimantan Barat.
Dengan demikian, aktivitas pertambangan bauksit CITA juga mulai beroperasi untuk memasok bahan baku bauksit ke pabrik pemurnian Alumina (SGA) milik WHW sejak akhir 2015.
Adapun, hingga 30 September 2016, CITA telah meraih pendapatan usaha sebesar Rp 255,97 miliar di mana setahun sebelumnya tidak tercatat adanya transaksi pendapatan usaha. Diharapkan akhir tahun 2016 bisa mencapai sekitar Rp300 miliar.
WHW merupakan perusahaan patungan antara CITA (30%) dengan China Hongqiao Group Limited dari Tiongkok (56%), Winning Investment (HK) Company Ltd. (9%) dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co. Ltd (5%).