Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham pasar negara-negara berkembang dilaporkan bergerak menuju penguatan mingguan terbaiknya sejak Juli di tengah spekulasi bahwa bank sentral di seluruh dunia akan mempertahankan kebijakan moneternya sehingga memacu permintaan untuk aset berimbal hasil lebih tinggi.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini, (Jumat, 23/9/2016), indeks saham MSCI Emerging Markets telah naik 3,9% sepanjang pekan ini pada pukul 11.36 waktu Hong Kong (10.36 WIB), kenaikan terbesar sejak periode yang berakhir pada 15 Juli, meski kemudian turun 0,2%.
Indeks saham acuan di Argentina, Turki, dan Meksiko masing-masing telah melonjak setidaknya 4% pekan ini setelah bank sentral AS Federal Reserve menahan diri dari kenaikan suku bunga acuannya.
Di sisi lain, Bank of Japan memutuskan untuk mempertahankan stimulus, meskipun bengalihkan fokus kebijakannya untuk imbal hasil obligasi. Semua kecuali tiga dari 21 mata uang emerging markets telah menguat terhadap dolar minggu ini, dipimpin oleh rand Afrika Selatan.
“The Fed cenderung tidak mengambil sikap agresif dengan indikator ekonomi saat ini, yang berarti masih baik bagi pergerakan saham. Pasar negara berkembang saat ini sedang menanti dorongan selanjutnya jika laporan laba mulai pulih. Valuasi yang menarik,” ujar Danny Wong Teck Meng, Kepala pejabat eksekutif di Areca Capital Sdn., Kuala Lumpur.
Menyusul keputusan The Fed dan Bank of Japan, bank sentral Filipina juga telah memutuskan suku bunga di tingkat rendahnya, sementara bank sentral di Indonesia memangkas suku bunga acuannya untuk kelima kalinya tahun ini demi mendorong ekonomi.