Bisnis.com, JAKARTA--Emiten minyak dan gas milik Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. menurunkan target perolehan dana hasil rights issue dari Rp4,65 triliun menjadi Rp1,94 triliun.
Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengatakan perseroan menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) I mencapai 1,3 miliar lembar. Harga nominal saham rights issue senilai Rp100 per lembar.
"Dana hasil rights issue akan digunakan untuk akuisisi dan refinancing," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (25/8/2016).
Dari laporan keuangan perseroan per kuartal I/2016, total utang jangka pendek dari perbankan dan obligasi mencapai US$349,71 juta. Sedangkan, utang jangka panjang yang terdiri dari pinjaman bank, obligasi rupiah, obligasi dolar AS, obligasi dolar Singapura, dan wesel jangka menengah, seluruhnya mencapai US$1,25 miliar.
Emiten bersandi saham MEDC itu menurunkan target saham baru yang diterbitkan, dari sebelumnya 3,04 miliar lembar. Pengumuman rights issue itu dirilis pada Senin (23/5).
Perkiraan dilusi kepemilikan bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue juga turun dari 48% menjadi 27%. Perseroan memiliki waktu hingga Mei 2017 untuk menggelar penambahan modal dengan HMETD I.
Hilmi menegaskan penggalangan dana dari pemilik modal sebagian besar digunakan untuk pembiayaan kembali pinjaman. Refinancing yang dilakukan demi memperpanjang tenor pinjaman hingga debt reprofiling.
Dia optimistis rights issue yang digelar perseroan bakal diserap oleh pemegang saham. Manajemen MEDC akan menunjuk penjamin emisi dari dalam dan luar negeri sebagai underwriter.
Koreksi rights issue dilakukan setelah perseroan mendapatkan restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan penawaran umum berkelanjutan II (PUB) dengan total target dana Rp5 triliun. Emisi obligasi II tahap I yang dirilis pada Jumat (15/7), mengantongi dana Rp1,25 triliun.
Perubahan target dana rights issue juga terjadi setelah perseroan berhasil mengakuisisi saham PT Amman Mineral Internasional (AMI) yang mengendalikan 82,2% kepemilikan PT Newmont Nusa Tenggara senilai US$2,6 miliar. AMI telah mencaplok kepemilikan NNT dari Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation.
Medco dan AP Investment yang digawangi bangkir kenamaan Agus Projosasmito, bekerjasama mengakuisisi saham di AMI dengan dukungan dari tiga bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.