Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RIGHTS ISSUE BEKS: Bagaimana Sandiaga Uno Cs Jual Bank Pundi ke Pemprov Banten?

Sandiaga Salahuddin Uno dan Edwin Soeryadjaya sebagai pemilik Saratoga & Recapital Group menjual seluruh kepemilikan di dalam PT Bank Pundi Indonesia Tbk. (BEKS) kepada Pemerintah Provinsi Banten dan Grup MNC milik Hary Tanoesoedibjo. Simak transaksi lengkapnya.

Bisnis.com, JAKARTA--Sandiaga Salahuddin Uno dan Edwin Soeryadjaya sebagai pemilik Saratoga & Recapital Group menjual seluruh kepemilikan di dalam PT Bank Pundi Indonesia Tbk. (BEKS) kepada Pemerintah Provinsi Banten dan Grup MNC milik Hary Tanoesoedibjo. Simak transaksi lengkapnya.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Banten tengah memperbesar porsi kepemilikan saham di PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. melalui rights issue senilai Rp300 miliar.

Direktur Utama BPD Banten Heru Sukanto mengatakan rencana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) digelar dalam rangka penawaran umum terbatas V (PUT). Perseroan baru saja menggelar PUT IV dengan perolehan dana Rp649,89 miliar.

"Rights issue sebagai rangkaian akuisisi oleh Banten Global Development, nilai PUT V mencapai Rp300 miliar," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (25/8/2016).

Banten Global Development (BGD) yang baru saja masuk sebagai pemegang saham pengendali dalam PUT IV bakal bertindak selaku penyerap rights issue kali ini. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk ekspansi kredit dan transaksi material.

Bank yang sebelumnya bernama PT Bank Pundi Indonesia Tbk., itu dalam PUT IV tercatat memiliki modal Rp5 triliun dari sebelumnya Rp2 triliun. Pemprov Banten melalui BGD akan meningkatkan kepemilikan saham hingga maksimum 68% dalam tiga tahap.

Tahap I, BGD menyerap rights issue dengan kepemilikan maksimum 35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Kemudian, emiten bersandi saham BEKS tersebut menggelar rights issue tahap V dengan kepemilikan BGD menjadi 51%.

Terakhir, BGD akan membeli sisa kepemilikan saham PT Recapital Securities dan pemegang saham lainnya. Nantinya, BGD bakal mengempit saham BEKS maksimum 68% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.

Saat PUT IV, Recapital Securities membuat perjanjian dengan BGD milik Provinsi Banten. Recapital tidak menyerap rights issue BEKS dan mengalihkan haknya kepada BGD dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) milik taipan Hary Tanoesoedibjo.

Kini, BGD dan BCAP masuk sebagai pemegang saham baru BEKS, serta Green Resources International Limited (GRIL) dan RCS sebagai pembeli siaga PUT IV, sehingga terjadi perubahan struktur saham seri B perseroan.

Recapital Securities kini menggenggam 8,78%, Green Resources 16,27%, MNC Kapital Indonesia 12,55%, dan Banten Global Development 37,64%. Dalam PUT V, kepemilikan saham perseroan kembali berganti seiring suntikan modal dari BGD.

Hingga 31 Januari 2016, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Pundi mencapai 8,07%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross mencapai 6,96% dan NPL net 4,93%.

Tingkat imbal hasil aset (return on asset/ROA) -7,21%, dan tingkat imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE) sebesar -85,36%. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) mencapai 3,44% dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mencapai 159,26%.

Adapun, rasio pendanaan terhadap kredit (loan to deposit ratio/LDR) mencapai 83,29%. Sedangkan, rasio liabilitas terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) mencapai 1.979,39%.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Irwan Lubis menilai penambahan modal disetor pada bank listed company, dapat dilakukan melalui mekanisme rights issue. Penambahan modal diperbolehkan lebih dari satu kali dalam periode satu tahun.

"Dalam rangka penguatan modal, saya kira enggak masalah. Ini memang sudah masuk dalam rencana bisnis penguatan modal bank," ujarnya melalui pesan singkat.

Alfred Nainggolan, analis PT Koneksi Kapital, menilai aksi rights issue yang dilakukan oleh BEKS tidak dapat dilakukan dalam waktu setahun. Target penggunaan dana hasil rights issue dinilai harus jelas.

Menurut dia, pengambilalihan kepemilikan oleh Pemprov Banten dari Recapital bakal menguntungkan pemegang saham pengendali baru. Pemprov Banten sebagai penggenggam saham baru BEKS dapat menggunakan akses perbankan, termasuk untuk APBD, gaji PNS, hingga penyaluran dana lainnya.

"Likuiditas BEKS akan lebih longgar dari gaji PNS Pemprov Banten, kinerja BEKS kemungkinan akan membaik," ujarnya.

Setelah manajemen BPD Banten mengumumkan PUT V yang berdekatan dengan PUT IV, saham BEKS merosot. Saham BEKS anjlok 45,45% ke level Rp66 per lembar dari harga tertinggi Rp121 per lembar.

Bahkan, saham BEKS terus terkena auto rejection setelah terkoreksi 10% dalam dua hari berturut-turut. Pada perdagangan Rabu (24/8/2016), saham BEKS ditutup melemah 9,59% sebesar 7 poin ke level Rp66 per lembar.

Penurunan harga saham BEKS terjadi lantaran pemegang saham publik ingin harga ekseskusi rights issue berada di level rendah. Pada PUT IV lalu, eksekusi harga rights issue senilai Rp18,35 per lembar.

"Investor ritel pada ketakutan, kemarin mereka dapat harga rights issue rendah. Ketika ada rights issue lagi, investor ritel profit taking," paparnya.

Berikut kinerja PT BPD Banten Tbk. per Juni 2016:

-Aset: Rp5,23 triliun
-Liabilitas: Rp4,5 triliun
-Ekuitas: Rp729,39 miliar
-Kredit: Rp3,41 triliun
-DPK: Rp4,07 triliun
-Pendapatan bunga bersih: Rp44,73 miliar
-Rugi tahun berjalan: Rp226,25 miliar
-Rugi bersih: Rp180,91 miliar

Sumber: Laporan keuangan perseroan, diolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper