Bisnis.com, JAKARTA--Emiten minyak dan gas milik Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) siap membangun pabrik pemurnian tembaga atau smelter senilai US$500 juta setara dengan Rp6,55 triliun (kurs Rp13.100 per dolar AS), setelah mengakuisisi PT Newmont Nusa Tenggara.
Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro mengatakan investasi pembangunan smelter untuk Newmont menjadi salah satu opsi yang tengah dikaji perseroan. Tidak hanya membangun smelter sendiri, Newmont juga mengkaji untuk bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia.
"Kami studi dulu, rencana pembangunan smelter bareng Freeport. Kalau bikin sendiri mencapai US$500 juta," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com pada Minggu (21/8/2016).
Dia menyebutkan pembangunan smelter masih mencapai feasibility studies setelah Medco Energi mengantongi restu dari pemerintah dalam mengakuisisi saham Newmont. Rencananya, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada September 2016, untuk menentukan langkah ke depan bagi Newmont.
Setelah mendapatkan restu pemegang saham, sambungnya, manajemen emiten bersandi MEDC itu akan memetakan rencana operasional bagi Newmont. Kemudian, kajian pembangunan smelter diproyeksi berlangsung dalam 1-2 bulan setelah RUPS.
Dikutip dari Reuters, Komisaris Utama Medco Energi Muhammad Lutfi mengatakan perseroan berencana membenamkan investasi hingga US$500 juta untuk pembangunan smelter Newmont. Diperkirakan, tembaga dan emas yang dihasilkan Newmont dapat berkontribusi sekitar 30%-50% terhadap total pendapatan perseroan di masa depan.
Hilmi menambahkan, pendanaan untuk membangun smelter akan diperoleh dari penggalangan yang dilakukan oleh Newmont. Medco Energi sebagai induk usaha diklaim tidak akan menyuntikkan modal untuk dana investasi smelter.
Medco Energi memang telah mengakuisisi seluruh saham NNT senilai US$2,6 miliar dari Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation. Akuisisi dilakukan Medco terhadap PT Amman Mineral Internasional (AMI) yang mengendalikan 82,2% saham NNT senilai US$2,6 miliar. AMI membeli NNT dari Newmont Mining Corporation dan Sumitomo Corporation.
Medco dan AP Investment yang digawangi bangkir kenamaan Agus Projosasmito, bekerjasama mengakuisisi saham di AMI dengan dukungan dari tiga bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.