Bisnis.com, JAKARTA--Harga perak stabil di atas US$20 per troy ounce seiring dengan membaiknya faktor fundamental dan proyeksi penundaan kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Pada perdagangan Rabu (3/8/2016) pukul 17:26 WIB harga perak turun tipis 0,03% menuju US$20,6169 per troy ounce atau naik 48,86% sepanjang tahun berjalan. Kemarin, harga mencapai level tertinggi baru sepanjang 2016.
Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures, menyampaikan harga logam mulia masih akan terdorong sentimen dari pekan kemarin, yakni tekanan dolar akibat penguatan yen setelah rapat Bank of Japan dan PDB kuartal II/2016 Paman Sam sebesar 1,2% yang mengecewakan.
"Faktor ini menjadi basis The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada September, sehingga memberikan peluang reli kepada logam mulia," paparnya.
Federal Reserve menjadi bank sentral yang paling dovish diantara G10 setelah keputusan BOJ mempertahankan suku bunga. Bila mengacu kepada data ekonomi pekan kemarin, ada kemungkinan rilis NFP memberikan hasil negatif, sehingga melemahkan nilai dolar AS.
Research and Analyst Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menuturkan, harga kedua logam mulia tersebut tetap akan cerah hingga akhir tahun. Salah satu faktornya ialah The Fed yang tidak jadi menaikkan suku bunga sebanyak empat kali seperti yang direncanakan sebelumnya.
Menurutnya, dengan kondisi global yang belum terlalu pulih dan volatilitas harga minyak, besar kemungkinan Fed Fund Rate (FFR) baru naik di akhir 2016 seperti tahun lalu. Di sisi lain, tentunya investor tetap akan memburu logam mulia sebagai aset yang dianggap aman.
Deddy menyebutkan, walaupun nilainya semakin berkilau, pertumbuhan harga emas bisa kalah dari perak. Pasalnya, dalam dua tahun ke depan produksi perak bakal dipangkas. "Tahun ini produksi dipangkas 9% dan berlanjut tahun depan. Artinya, pergerakan harga perak hingga 2017 bakal positif," ujarnya.
Sejalan dengan perak, dalam lima sesi terakhir kepemilikan emas di bursa bertambah 27,5 ton sehingga turut mendorong harga. Pertumbuhan ini merupakan kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Pada perdagangan Rabu (3/8) pukul 16:50 WIB harga emas Gold Spot naik 0,94 poin atau 0,07% menuju US$1.364,51 per troy ounce atau Rp575.311 per gram.
Emas Antam di Pulo Gadung pun naik Rp4.000 per gram menjadi Rp575.600-Rp615.000 per gram. Adapun harga buyback meningkat Rp3.000 menuju Rp563.000 per gram.
Berdasarkan data Bloomberg, pada Selasa (2/8/2016) kepemilikan emas di bursa meningkat 7,646 ton menuju 2.023,73 ton. Padahal, pada lima sesi perdagangan sebelumnya, yakni Selasa (26/7/2016) aset berada di level 1.996,16 ton.
Raleigh Finlayson, managing director Saracen Mineral Holdings Ltd., menyampaikan investor menunggu rilis data pekerja AS atau non-farm payrolls (NFP) yang dirilis Jumat (5/8/2016). Dengan hasil PDB Paman Sam pada kuartal II/2016 yang mengecewakan, investor terus menambah aset haven seperti emas.