Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Putusan Brexit Jadi Kemenangan bagi Emas & Yen

Keputusan Inggris berpisah dari Uni Eropa membuat mata uang pound sterling anjlok ke level terendah dalam 31 tahun terakhir dan memenangkan aset haven seperti emas dan yen ke level puncak baru di 2016.

Bisnis.com, JAKARTA--Keputusan Inggris berpisah dari Uni Eropa membuat mata uang pound sterling anjlok ke level terendah dalam 31 tahun terakhir dan memenangkan aset haven seperti emas dan yen ke level puncak baru di 2016.

Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menuturkan keputusan Inggris berpisah dari Uni Eropa memunculkan ketidakpastian politik global, sehingga menguatkan aset haven seperti emas dan yen.

Selain itu, pengunduran Perdana Menteri Inggris David Cameroon menambah volatilitas pasar sehingga ramai-ramai beralih membeli aset yang dianggap aman.

Pada perdagangan Jumat (24/6) pukul 16:17 WIB harga emas Gold Spot naik 52,06 poin atau 4,14% menuju US$1.308,90. Harga tersebut menunjukkan kenaikan 23,47% sepanjang tahun berjalan sekaligus puncak baru di 2016.

Sementara mata uang yen dalam waktu yang sama meningkat 3,233 poin atau 3,05% menuju 102,912 per dolar AS. Sepanjang tahun berjalan harga sudah naik 16,83%

Emas mengalami momentum yang sangat bullish dengan perkiraan pergerakan harga US$1.350-US$1.380 per troy ounce pada pekan depan. Tentunya pasar masih menanti sentimen dari kebijakan-kebijakan negara lain terkait masalah British Exit atau Brexit.

Harga logam mulia juga terangkat sentimen penundaan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS akibat Brexit. Sebelumnya, The Fed berencana mengatrol Fed Fund Rate (FFR) pada September 2016 seiring dengan membaiknya ekonomi Paman Sam.

"Skenario September FFR naik itu ketika kecenderungan Inggris menetap di Uni Eropa. Namun, ketika berpisah pasar akan menunggu pernyataan The Fed seperti apa," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (24/6).

Dari sisi mata uang, faktor Brexit membuat hampir seluruh mata uang dunia jatuh, kecuali yen sebagai aset haven dan dolar AS. Pound Sterling malah sempat terjun ke level terendah dalam 30 tahun terakhir.

Dalam perdagangan Jumat (24/6) pukul 16:23 WIB pasangan GBP-USD melemah 0,0998 atau 6,71% menuju 1,3879. Sepanjang tahun berjalan pound sudah terkoreksi 5,77%.

Sementara indeks dolar menanjak 1,892 poin atau 2,02% menuju 95,421. Meskipun meningkat, angka ini menunjukkan sepanjang 2016 dolar tekoreksi 3,63%.

Putu mengatakan, dibandingkan pada Kamis (23/6) malam ketika keputusan Brexit dilansir, pasangan GBP-USD mulai menunjukkan kestabilan. Bagaimana pun pasar sudah mendapat kejelasan perisahal posisi Inggris di Uni Eropa.

Pada pekan depan, tren pound sterling masih bearish sehingga pergerakan harga diperkirakan berkisar 1,35-1,4 per dolar AS. Pasalnya, kondisi politik di dalam negeri belum stabil.

Dalam waktu dekat, pasar menunggu kejelasan situasi politik seperti calon Perdana Menteri Inggris yang baru. Bila calon PM sesuai dengan ekspektasi masyarakat, ada kemungkinan perekonomian dalam negeri dapat pulih lebih cepat.

Bank of England (BoE) diprediksi juga tidak akan menaikkan suku bunga seperti yang sudah direncanakan. Malah, BoE dapat menurunkan suku bunga dari 0,5 poin menjadi 0,25 poin untuk memacu perekonomian dalam negeri.

Wahyu Tribowo Laksono, Analis Komoditas Central Capital Futures, menyampaikan pasangan GBP-USD anjlok 10% pada malam pengumuman Brexit. Hanya dalam beberapa menit pound sterling jatuh dari kisaran 1,5 per dolar AS menuju 1,323 per dolar AS.

"Angka ini merupakan level terlemah dalam 31 tahun terakhir. Bahkan saat Black Wednesday dimana bursa Inggris jatuh, GBP hanya turun 4%," paparnya.

Situasi tersebut menurutny menjadi masa kemenangan bagi aset haven seperti emas dan yen. Apalagi dengan ekspektasi The Fed tidak jadi mengatrol suku bunga akibat Brexit, pendakian logam mulia akan semakin mulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper