Bisnis.com, JAKARTA— Harga surat utang negara (SUN) masih berpeluang untuk melanjutkan kenaikan di tengah memudarnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat.
Namun demikian, Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan investor akan mencermati pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS setelah sore kemarin Bank Indonesia menyampaikan data cadangan devisa di bulan Mei 2016 yang mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Posisi cadangan devisa pada akhir Mei 2016 tercatat sebesar US$103,6 miliar, lebih rendah daripada posisi akhir April 2016 sebesar US$107,7 miliar. Hal tersebut dipengaruhi penyediaan valas untuk kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk sesuai pola musimannya yang mengakibatkan penempatan valas perbankan di Bank Indonesia menjadi lebih rendah.
Sementara itu kenaikan harga SUN juga akan dipengaruhi oleh kembali turunnya tingkat imbal hasil surat utang global di tengah memudarnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika. Pada perdagangan kemarin, imbal hasil dai US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup turun pada level 1,716% dari penutupan sebelumnya di level 1,73% dan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup turun pada level 0,055% dari penutupan sebelumnya di level 0,08%.
Secara teknikal, harga SUN kembali berada pada tren kenaikan setelah mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir. “Sehingga kami perkirakan harga SUN masih akan berpeluang untuk mengalami kenaikan dalam jangka pendek di tengah katalis positif yang mendorong kenaikan harga SUN,” kata Made dalam risetnya, Rabu (8/6/2016).
.jpg?w=300&h=221)
