Bisnis.com, JAKARTA— Ruang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi masih terbuka lebar seiring dolar AS yang terus tertekan.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan rupiah memimpin penguatan bersama ringgit Malaysias\ di Asia terhadap dolar AS hingga Senin sore. Menurutnya, itu menandakan bahwa faktor eksternal lebih mendominasi sebagai penyebab pelemahan dolar AS.
Adapun, ruang penguatan rupiah masih tersedia melihat dolar AS yang terus tertekan serta mulai kembalinya aliran dana asing ke SUN.
“Akan tetapi konfirmasi indikator pertumbuhan yang membaik masih ditunggu. Volatilitas rupiah belum akan hilang sepenuhnya menjelang FOMC meeting walaupun peluang kenaikan FFR target di Juni 2016 sudah turun hingga 4% dari 30%,” katanya dalam riset, Selasa (7/6/2016).
Pada sisi lain, Janet Yellen memang masih yakin bahwa perekonomian AS akan terus membaik sehingga kenaikan FFR target harus dilakukan meski tidak menyebutkan kapan akan dilakukan, berbeda dengan apa yang disampaikan akhir bulan lalu.
“ Itu menambah tekanan terhadap dolar AS yang sudah turun signifikan pasca buruknya data serapan tenaga kerja AS minggu lalu.”
Harga minyak Brent kembali ke atas US$50/barel walaupun belum ada titik terang pembatasan produksi. Hari ini ditunggu cadangan devisa Tiongkok yang diperkirakan turun.