Bisnis.com, HOUSTON--Para pengusaha minyak Amerika Serikat kini bersiap-siap untuk memulai kembali proyek-proyek pengeborannya setelah sekian lama menahan investasi mereka akibat anjloknya harga komoditas.
Langkah tersebut diambil setelah harga minyak mulai menunjukkan tren peningkatan dengan mencetak kenaikan hingga 50% sejak Februari lalu.
Sepanjang tahun lalu, pengeboran dan fracking sumur baru terus ditahan karena harga minyak telah mendekati level US$25 per barel. Adapun jika harga kembali berada di atas level US$50 per barel, bisa dipastikan industri shale oil di AS kembali bangkit.
Chif Executive Anadarko Petroleum Corporation Al Walker menuturkan saat ini prospek harga minyak mentah tengah membaik. "Keadaan terlihat lebih baik sekarang daripada 90 hari yang lalu," katanya seperti dikutip Reuters, Rabu (4/5/2016).
Sementara itu, Chief Executive Halliburton Dave Lesar menilai aktivitas pengeborang telah mencapai titik terendahnya dan kemungkinan besar mulai naik tahun ini. Adapun pada akhir pekan lalu, aktivitas pengeboran minyak di AS telah mencapai level terendah sejak November 2009.
"Tentu saja dengan harga minyak sedikit lebih tinggi orang-orang akan lebih optimistis," tuturnya.
Seperti dikatahui, anjloknya harga komoditas sepanjang tahun lalu telah memaksa nyaris seluruh perusahaan minyak mengencangkan ikat pinggang mereka. Hasilnya, terjadi pemangkasan karyawan lebih dari 250.000 orang secara global yang hampir separuhnya dari AS.