Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan berpeluang konsolidasi menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (2/5/2016).
Pada perdagangan akhir pekan lalu, ditutup terkoreksi tipis. Indeks turun 0,2% ke level 4.838 setelah bergerak di antara 4.818-4.839.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan akhir pekan lalu IHSG membentuk candle dengan body tipis dan shadow di bawah indikasi konsolidasi.
“Untuk hari ini, IHSG berpeluang konsolidasi berpeluang menguat dengan support di level 4.803 sampai 4.788 dan resistance di level 4.850 sampai 4.877,” kata Hans, Senin (2/5/2016).
Dia menjelaskan, pasar saham Amerika Serikat ditutup negatif di akhir bulan kemarin. Hasil kinerja perusahaan yang tidak sesuai ekspektasi menjadi sentimen negatif membebani pergerakan indeks.
Sementara itu, laju inflasi AS hanya naik tipis pada Maret meskipun tingkat belanja konsumen cukup solid, sehingga data ini masih memperkecil peluang the Fed menaikkan suku bunga sebanyak dua kali di tahun ini.
Laju core PCE merupakan indikator acuan The Fed untuk mengukur inflasi yang masih dibawah target bank sentral di 2%. Laju inflasi sendiri tertekan oleh faktor penguatan dollar dan level harga energi yang rendah.
Pasar saham kawasan Eropa juga ditutup turun dipicu oleh beberapa earning perusahaan yang mengecewakan dan data ekonomi zona euro yang bervariasi. Data yang dirilis oleh Eurostat menunjukkan indeks harga konsumen di bulan April sebesar -0,2% atau mengalami deflasi. Persentase deflasi tersebut juga lebih besar dari perkiraan analis yang disurvei Reuters sebesar -0,1%.
Data lain yang dirilis menunjukkan ekonomi zona Euro tumbuh 0,6% di kuartal I/2016 dari kuartal IV 2015 atau lebih tinggi dari perkiraan 0,4%. FTSE di Inggris ditutup turun 0,77%, DAX Jerman turun 1,30% dan CAC Perancis turun 1,73%. Dari dalam negeri, pemerintah hari ini akan mengumumkan inflasi bulan April. Konsensus analis Thomson Reuters memprediksi inflasi April (MoM) turun 0,24% (deflasi) dan untuk inflasi tahunan (YoY) diprediksi di angka 3,78%. Sementara inflasi inti sebesar 3,46% (YoY).