Bisnis.com, JAKARTA- Proyeksi kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat menambah tekanan terhadap pergerakan harga minyak di bursa komoditas.
Kontrak WTI untuk mei diperdagangkan turun 2,82% ke US$38,28 per barel pada penutupan perdagangan Selasa 929/3/2016), sedangkan Brent merosot 2,81% ke US$39,14 per barel.
“Produksi global meningkat dan stok minyak mentah AS minggu lalu diperkirakan naik ke volume terbanyak dalam 80 tahun. Kita tidak bisa mempertahankan harga minyak di level US$40 per barel,” kata Gary Cunnungham dari Tradition Energy kepada Bloomberg.
Bloomberg memproyeksikan stok minyak mentah AS naik 3,1 juta barel pada minggu lalu. Badan Informasi Energi AS menyatakan stok minyak mentah AS sebanyak 532,5 juta barel pada pekan sebelumnya atau cadangan terbanyak sejak 1930.
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh dikabarkan akan menghadiri pertemuan antara negara produsen minyak di Doha, Qatar. Namun, Iran tidak akan berkomitmen membekukan pertumbuhan produksi di tengah upaya meraih kembali pangsa pasar global usai pencabutan sanksi internasional.
Harga minyak telah naik lebih dari 50% sejak menyentuh level terendah 12 tahun pada Februari. Harga mulai menanjak setelah pengumuman kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia untuk mempertahankan output di level Januari.
Baker Hughes Inc pekan lalu menyatakan rigs yang beroperasi di AS turun 15 unit menjadi 372 unit atau yang paling sedikit sejak 2009. Penurunan tersebut menunjukkan kenaikan harga minyak hingga menyentuh US$40 per barel tidak mendorong pengoperasian kembali rigs di Negeri Paman Sam.