Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Eropa dan Wall Street kembali tertekan setelah harga minyak kembali jatuh ke bawah US$30 per barel. Penundaan pencabutan subsidi membuat beban subsidi listrik di APBN bisa bengkak hingga Rp15 triliun.
Bursa Global. Indeks bursa di Amerika Serikat dan Eropa kembali tertekan. Penurunan harga minyak membuat indeks S&P 500 turun 1,56% dan STOXX 600 melemah 0,62%.
Harga Minyak. Kontrak WTI di bursa komoditas New York melemah 7,55% ke harga US$29,76 per barel pada pukl 04.50 WIB, sedangkan Brent diperdagangkan turun 6,46% ke harga US$30,10 per barel. Arab Saudi tidak akan menurunkan belanja modal proyek energi di tengah kelesuan harga minyak.
Subsidi Listrik. Penundaan pencabutan subsidi golongan rumah tangga 900 VA membuat beban subsidi listrik naik menjadi Rp53 triliun, lebih tinggi Rp15 triliun dari alokasi Rp37,31 triliun dalam APBN 2016.
Harga BBM. Pemerintah baru akan mengevaluasi harga BBM pada 5 April 2016 meskipun harga minyak mentah telah merosot tajam sejak penurunan harga BBM pada 5 Januari 2016.
Rating Moody’s. Penurunan harga minyak mentah membuat Moody’s mengkaji penurunan peringkat utang PT Pertamina (Persero), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Pelonggaran Moneter. Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan fundamental ekonomi yang lebih baik membuka peluang pelonggaran moneter lanjut setelah BI Rate dipangkas 25 bps pada Januari.