Bisnis.com, JAKARTA—Harga CPO masih tertekan pada awal perdagangan Jumat (18/9/2015), tertekan penurunan harga kedelai dan apresiasi ringgit.
Kontrak berjangka CPO untuk November 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,19% ke harga 2.132 ringgit per ton.
Namun, harga komoditas tersebut langsung berbalik tertekan di menit awal perdagangan. Pada pukul 10.07 WIB, CPO telah merost 0,52% ke harga 2.117 ringgit atau Rp7,24 juta per ton.
Ringgit yang semakin kuat membuat harga CPO semakin tergelincir. Ringgit hari ini sempat menguat hingga 0,75% ke 4,2220 per dolar Amerika Serikat. Dalam sepekan, ringgit telah terapresiasi melebihi 1,5%.
CPO juga tertekan oleh harga minyak kedelai yang semakin rendah. Minyak kedelai hari ini melemah hingga 0,56% ke harga US$26,72/pound di bursa komoditas Chicago.
Penguatan ringgit membuat daya saing CPO terhadap minyak nabati produksi negara lain terkikis, termasuk minyak kedelai.
Pergerakan Harga Kontrak CPO November 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
18/9/2015 (10.07 WIB) | 2.117 | -0,52% |
17/9/2015 | 2.092 | -2,61% |
16/9/2015 | — | — |
15/9/2015 | 2.148 | -2,01% |
14/9/2015 | 2.192 | +2,72% |
Sumber: Bloomberg