Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelindo III Kaji Terbitkan Obligasi Rp15 Triliun

Perusahaan pelat merah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) tengah mengkaji penerbitan obligasi senilai total Rp15 triliun untuk kebutuhan ekspansi hingga 3 tahun ke depan.

Bisnis.com, SURABAYA--Perusahaan pelat merah PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) tengah mengkaji penerbitan obligasi senilai total Rp15 triliun untuk kebutuhan ekspansi hingga 3 tahun ke depan.
 
Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan perseroan membutuhkan dana eksternal hingga Rp15 triliun. Namun, dia belum memutuskan kapan waktu yang tepat dan jenis surat utang tersebut.
 
"Nanti kami lihat yang bagus buat kami. Kalau pasarnya jelek, kami ambil di dalam negeri, kalau bagus kami ambil di luar negeri," ungkapnya disela-sela peresmian Pelabuhan Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jumat (22/5).
 
Menurutnya, opsi yang bakal dipilih untuk penerbitan surat utang a.l. obligasi, Sukuk, maupun dana pinjaman. Dia beralasan, opsi tersebut masih dikaji secara mendalam sambil menunggu kepastian pasar keuangan dunia.
 
Manajemen Pelindo III akan menggunakan dana hasil penerbitan surat utang tersebut untuk pembangunan dan revitalisasi 43 pelabuhan yang dimiliki oleh perseroan. Sebagian dana tersebut bakal digunakan untuk kebutuhan pendanaan pembangunan Pelabuhan Terminal Multipurpose Teluk Lamong Surabaya.
 
Terminal yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tersebut dibangun dalam empat tahap dengan dana investasi total Rp23,4 triliun. Pengembangan tahap pertama dilakukan pada 2012-2014 dengan nilai investasi Rp3,48 triliun.
 
Tahap kedua, dikerjakan pada 2014–2016 dengan investasi mencapai Rp7 triliun. Tahap ketiga, bakal dibangun pada 2021-2023 dengan tambahan investasi Rp5,7 triliun dan tahap keempat mencapai Rp6,8 triliun.
 
Tahun lalu, Pelindo III menerbitkan global bonds senilai US$500 juta, tepatnya pada September 2014. Dana hasil global bonds tersebut sebesar 65% digunakan untuk pembangunan Terminal Teluk Lamong.
 
Dana hasil emisi obligasi global itu juga digunakan untuk proyek lain dan mengganti kas internal perseroan yang telah terpakai senilai US$450 juta. Pelindo mengantongi peringkat dari Fitch, Standard & Poor, dan Moody's dengan penilaian stable outlook atau sama dengan peringkat pemerintah.
 
Djarwo mengungkapkan, meski kebutuhan investasi Teluk Lamong mencapai Rp23,4 triliun, penerbitan surat utang tidak dapat dilakukan sekaligus. Sehingga, tahun lalu, perseroan hanya menerbitkan global bonds US$500 juta.
 
"Kami kalau menerbitkan bonds sekaligus, duitnya menganggur lama, itu enggak bagus. Kalau ambil utang harus pas waktunya, uangnya datang bisa langsung dipakai," jelasnya.
 
Djarwo memastikan, pembiayaan proyek Teluk Lamong bukan project loan melainkan corporate loan. Jadi, selama perjalanan pembangunan, investasi awal dirogoh dari kocek internal, lalu refinancing, dan berhasil menerbitkan surat utang di pasar global.
 
“Tahun ini masih ada dana dari bonds kemarin, untuk tahun depan nanti ditambah lagi antara US$500 juta hingga US$1 miliar,” katanya.
 
Pengembangan selanjutnya, katanya, mungkin akan meluas ke Tanjung Mas, Banjarmasin, Pelabuhan Lembar juga dibangun.

Target pemerintah meminta agar tol laut berjalan lancar dan tidak hanya tergantung pada Pelabuhan Tanjung Perak saja tetapi pelabuhan kecilnya juga harus disiapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper