Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Shale Oil AS Diprediksi Sudah Sampai Puncak

Energy Information Adminitration memprediksi produksi shale oil Amerika Serikat akan turun 1% pada bulan ini.
Standard Charterd Plc. memprediksi produksi minyak AS akan turun sebesar 137.000 barel per hari sepanjang kuartal kedua ini./Bisnis.com
Standard Charterd Plc. memprediksi produksi minyak AS akan turun sebesar 137.000 barel per hari sepanjang kuartal kedua ini./Bisnis.com

Bisnis.com, HOUSTON – Energy Information Adminitration memprediksi produksi shale oil Amerika Serikat akan turun 1% pada bulan ini.

Amrita Sen, analis Energy Aspect Ltd., mengatakan produksi shale oil sudah mencapai posisi puncak yang tidak bisa menembus level yang lebih tinggi lagi.

“Bahkan, bila sepuluh rig kembali aktif hari ini, maka itu belum tentu akan menaikkan produksi lagi,”  ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Selasa (12/5/2015).

Berdasarkan data Energy Information Adminitration (EIA), produksi minyak di North Dakota Bakken dan Texas Eagle Ford akan menurun 54.227 barel per hari pada bulan ini. Lalu, pada bulan depan akan kembali jatuh sebesar 86.000 barel per hari.

Rendahnya harga minyak membuat perusahaan pengebor minyak sudah mengurangi hampir setengah rig aktif di Amerika Serikat (AS). Selain itu, aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) juga telah marak terjadi di industri minyak Negeri Paman Sam.

Produsen shale oil terbesar ConocoPhillips dan EOG Resources Inc. menyebutkan pemotongan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini sudah mampu mengurangi produksi shale oil AS.

Standard Charterd Plc. memprediksi produksi minyak AS akan turun sebesar 137.000 barel per hari sepanjang kuartal kedua ini.

Pada perdagangan hari  ini sampai pukul 11:13 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,05% menjadi US$59,22 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 0,17% menjadi US$64,8 per barel.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper