Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lelang SUN: Pemerintah Hanya Serap Rp4,85 Triliun

Pasar surat utang negara masih akan sepi. Banyaknya sentimen negatif dari domestik dan global membuat investor menahan diri berinvestasi di pasar obligasi negara.

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar surat utang negara masih akan sepi. Banyaknya sentimen negatif dari domestik dan global membuat investor menahan diri berinvestasi di pasar obligasi negara.

 

Pasar surat utang negara (SUN) memang sepi dari serbuan investor. Terbukti, pada lelang SUN kemarin, total penawaran investor hanya Rp7,905 triliun, terendah dari delapan lelang sebelumnya.

 

Dari total penawaran tersebut, pemerintah menyerap hanya Rp4,85 triliun, jauh lebih rendah dari target indikatif Rp10 triliun. Investor juga meminta imbal hasil yang cukup tinggi.

 

Loto Srinaita Ginting, Direktur SUN Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan mengatakan pemerintah menyerap hanya Rp4,85 triliun karena

investor masih wait and see menunggu hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini.

 

Selain itu, juga ada kekhawatiran atas rilis data domestik mengenai earnings beberapa perusahaan besar domestik yang di bawah ekspetasi,” kata Loto kepada Bisnis, Selasa (28/4).

 

Pada seri SPN121160204 investor memasukkan dana Rp1,66 triliun dengan tawaran imbal hasil 5,99%-7%. Lantas, pemerintah memenangkan Rp1,45 triliun dengan imbal hasil rerata tertimbang yang dimenangkan 6,17%.

 

Adapun, pada seri FR0069 penawaran masuk Rp1,77 triliun dengan tawaran imbal hasil 7,61%-7,87%. Kemudian, pemerintah menyerap Rp650 miliar dengan yield rerata tertimbang dimenangkan 7,62%.

 

Kemudian, pada seri FR0071 penawaran masuk mencapai Rp3,08 triliun dengan tawaran yield 7,91%-8,19%.

 

Dari penawaran tersebut, pemerintah menyerap Rp1,55 triliun dengan yield rata-rata teertimbang yang dimenangkan 7,95%. Sedangkan pada seri FR0067, penawaran yang masuk sekitar Rp3,37 triliun dengan tawaran yield 8,24%-8,45%.

 

Sementara, pemerintah hanya menyerap Rp1,2 triliun dengan rata-rata yield terimbang yang dimenangkan 8,27%.

 

Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom Samuel Asset Management mengatakan sepinya lelang dan pasar SUN saat ini disebabkan oleh investor yang wait and see menunggu konfirmasi rilis data ekonomi Indonesia, terutama pertumbuhan ekonomi kuartal I/2015. Fundamental ekonomi yang kurang bagus saat ini membuat investor, terutama asing khawatir.

 

 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper