Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Dinar Indonesia mematok harga penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp110 per saham.
Dengan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 500 juta saham atau setara 22,22%, perseroan berpotensi meraup dana hingga Rp55 miliar.
Bank Dinar telah menunjuk PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter).
“Harganya Rp110 per saham,” ujar Vice President Investment Banking PT AAA Sekuritas Jimmy Randiatmoko dalam pesan singkatnya kepada Bisnis, Rabu (18/6/2014).
Jimmy mengatakan tujuan penggunaan dana hasil IPO adalah untuk meningkatkan modal disetor dari Rp175 miliar menjadi sebanyak-banyaknya Rp225 miliar.
Seperti dikutip dari prospektus ringkas yang diterbitkan, Rabu (18/6/2014), saat ini saham Bank Dinar seluruhnya dimiliki oleh orang-perorangan.
Pemegang sahamnya adalah Nio Yantony 43,92%, Andre Mirza Hartawan 27,19%, Syaiful Amir 13,6%, Hadi Widjaja Sidharta 4,61%, Ahli Waris Anugerah Liman 4,66%, Herry Harsini Widjaja 1,45%, Paulo Liman 0,67%.
Selanjutnya, masing-masing sebesar 0,78% dimiliki oleh Phebe Liman, Laura Liman, Eunice Liman, Anthony Liman, dan Silas Liman.
Masa penawaran awal (bookbuilding) dimulai hari ini, Rabu (18/6/2014) hingga 23 Juni. Pernyataan efektif dari OJK diharapkan diperoleh pada 30 Juni 2014.
Selanjutnya, masa penawaran dibuka pada 2—4 Juli, tanggal penjatahan pada 8 Juli, dan tanggal pencatatan di bursa (listing) diharapkan bisa dilakukan pada 11 Juli 2014.
Berdasarkan prospektus, dana hasil IPO sebanyak 75% akan digunakan untuk ekspansi kredit dan 25% untuk pengembangan jaringan kantor.
Saat ini, Bank Dinar didukung oleh keberadaan satu kantor cabang, lima kantor cabang pembantu, dan empat kantor kas yang tersebar di wilayah Jakarta dan Surabaya.
Bank Dinar Indonesia, yang sebelumnya bernama PT Liman International Bank ini mulai memasuki industri perbankan sejak 15 Agustus 1990.
Pendapatan bunga yang diperoleh perseroan selama 2013 adalah sebesar Rp59,74 miliar, naik 139,13% dari 2012 yang hanya Rp24,98 miliar. Sedangkan, laba bersih berhasil mencapai Rp7,57 miliar, naik 56,36% dari Rp4,84 miliar.