Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan masih ada 21 perusahaan yang masih berada dalam pipeline IPO. Adapun 2 diantaranya merupakan perusahaan dengan aset di atas Rp250 miliar.
Direktur Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyebutkan sampai dengan 12 Juli 2024 telah tercatat 32 Perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp4,93 Triliun.
Berdasarkan patauan dataindonesia.id jumlah IPO pada Semester I/2024 setara dengan 31,65% dari jumlah emiten yang IPO pada 2023 lalu sebanyak 79 perusahaan. Namun, nilai penghimpunan dana dari IPO hanya 7,29% dari total perolehan dana sepanjang 2023 yang senilai Rp54,14 triliun.
Kendati demikian, masih terdapat 21 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Sebagai informasi, berikut adalah klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 3 Perusahaan aset skala kecil dengan aset di bawah Rp50 miliar.
Lalu 16 perusahaan aset skala menengah dengan nilai aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar. Terakhir 2 perusahaan aset skala besar dengan nilai di atas Rp250 miliar.
Rincian Sektor Pipeline IPO BEI per 12 Juli 2024:
Baca Juga
• 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials
• 2 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals
• 7 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor Energy
• 2 Perusahaan dari sektor Financials
• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare
• 2 Perusahaan dari sektor Industrials
• 0 Perusahaan dari sektor Infrastructures
• 0 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate
• 2 Perusahaan dari sektor Technology
• 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
Peluang IPO BUMN
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman berharap Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mampu memboyong BUMN untuk menggelar initial public offering (IPO) pada 2025.
Iman menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini, sudah ada 30 perusahaan yang masuk dalam antrean atau pipeline IPO Bursa. Meski demikian, dari jumlah tersebut, belum ada satu pun yang berasal dari BUMN ataupun anak perusahaan pelat merah.
“Tunggu saja, wait and see pada pemerintahan baru, tetapi kami harapkan tahun depan mungkin ada BUMN atau anak BUMN yang akan IPO,” ujarnya di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Dia menyatakan bahwa BEI menargetkan ada 62 perusahaan melantai di Bursa pada tahun ini. Jumlah itu melandai dibandingkan jumlah IPO pada 2023 yang mencapai 79 perusahaan.
“Sekarang di pipeline kami masih ada sekitar 30 perusahaan. Kami berharap seperti di awal tahun, target kami sekitar 60 perusahaan. Saat ini, dengan 32 perusahaan [yang melantai] mudah-mudahan kami bisa mencapai target di akhir tahun,” tuturnya.
Di sisi lain, Kementerian BUMN telah memastikan tak ada perusahaan pelat merah yang menggelar IPO pada 2024. Jika benar terjadi, kondisi ini akan serupa dengan tahun politik 2019 yang nihil aksi pencatatan saham perdana dari BUMN.
Sejatinya, ada beberapa perusahaan yang ditargetkan melantai di pasar modal pada 2023, seperti PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pupuk Kalimantan Timur. Namun, rencana tersebut ditunda lantaran kondisi pasar yang dinilai kurang menarik.