Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasdaq Menguat, Wall Street Raup Untung Pertama

Bisnis.com, NEW YORK - Indeks komposit teknologi Nasdaq menguat pada Selasa (Rabu pagi WIB), mendorong pasar saham Wall Street membukukan keuntungan pertamanya setelah merugi selama 3 hari berturut-turut.
Nasdaq telah kehilangan 5,5% dari nilainya sejak 6 Maret lalu. /bisnis.com
Nasdaq telah kehilangan 5,5% dari nilainya sejak 6 Maret lalu. /bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Indeks komposit teknologi Nasdaq menguat pada Selasa (Rabu pagi WIB), mendorong pasar saham Wall Street membukukan keuntungan pertamanya setelah merugi selama 3 hari berturut-turut.

Nasdaq melompat 33,23 poin (0,81%) menjadi berakhir pada 4.112,99, lapor AFP.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,27 poin (0,06%) menjadi 16.256,14, sedangkan indeks berbasis luas S&P 500 naik 6,92 poin (0,38%) menjadi 1.851,96.

Analis mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah reli pada Selasa berarti saham sektor teknologi telah stabil.

Nasdaq telah mundur sejak awal Maret karena kekhawatiran terhadap saham Facebook, Tesla Motors dan saham-saham teknologi lainnya yang terbang tinggi dinilai terlalu tinggi (overvalued).

Nasdaq telah kehilangan 5,5% dari nilainya sejak 6 Maret lalu. Selama periode sama, Dow turun 1,0% dan S&P 500 turun 1,3%.

Art Hogan, kepala strategi pasar di Wunderlich Securities, mengatakan sektor teknologi tersebut telah menjadi oversold.

Saham teknologi yang menikmati rebound pada Selasa adalah Facebook naik 2,2%, Tesla bertambah 3,8%, Amazon meningkat 2,9% dan Google naik 3,1%.

Akan tetapi saham bioteknologi, yang telah mengalami beberapa aksi jual terberat selama lebih dari dua minggu terakhir, terus menunjukkan kelemahan. Gilead Sciences turun 3,1% dan Biogen turun 2,8%.

Nike memimpin Dow lebih tinggi, naik 3,0% setelah peringkatnya ditingkatkan oleh Stifel Nicolaus.

Produsen chip Intel dikabarkan akan menutup pabriknya di Kosta Rika, menghilangkan 1.500 pekerjaan. Saham Intel naik 1,6%.

Raksasa farmasi Eli Lilly merosot 0,1% menyusul keputusan ganti rugi besar terhadap perusahaan dan mitranya dari Jepang, Takeda Pharmaceuticals, untuk menyembunyikan risiko kanker pada obat Actos untuk diabetes.

Juri berpendapat Takeda wajib memberikan ganti rugi enam miliar dolar AS dan Lilly sebesar US$3 miliar. Tetapi Lilly mengatakan perjanjiannya dengan Takeda itu terhadap risiko dalam litigasi AS. Kedua perusahaan berencana untuk menggugat putusan tersebut.

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS turun menjadi 2,68% dari 2,70 % pada Senin, sementara pada obligasi 30-tahun merosot menjadi 3,54% dari 3,56%. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper